Dinyatakan Nihil, Muncul Anggota Gafatar di Kelurahan Gunung Gedangan - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Dinyatakan Nihil, Muncul Anggota Gafatar di Kelurahan Gunung Gedangan

MD Effendi dan istri, kakak Sunardi 

Mojokerto-(satujurnal.com)
Bakesbanglinmaspol Kota Mojokerto menelurkan rilis soal ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Ormas ini disebut tidak terdaftar dan tidak ada satu pun warga masyarakat yang menjadi anggota ormas pimpinan Akhmad Musadek tersebut. 

“Ormas Gafatar tidak terdaftar di Bakesbanglinmaspol dan tidak akan pernah terdaftar karena organisasi itu tidak punya legalitas. Dan lagi, tidak ada satu orang atau keluarga disini yang menjadi anggota Gafatar,” kata Kepala Bakesbanglinmaspol, Anang Faturozi, Senin (18/1/2016). 

Namun pernyataan nihil anggota Gafatar itu rupanya bertolakbelakang dengan munculnya kabar satu keluarga warga Kota Mojokerto yang bergabung dengan Gafatar. Bahkan satu keluarga ini sudah bergabung dengan ratusan anggota Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat. 

Satu keluarga warga Lingkungan Kedungsari RT 1 RW 1, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, itu adalah pasutri Sunardi (42) dan Arisnayanti (38) dan dua anaknya, Alvin Dava Anardi (11) dan Syafalia Candia Anardi (7). 

Kakak Sunardi, Much Dikri Effendi (65) mengatakan, satu keluarga itu pindah ke Kalimantan tiga bulan lalu yakni tanggal 27 Oktober 2015 lalu.

Semula Effendi yang menyangka jika adiknya ke Kalimantan untuk bergabung dengan Gafatar. Namun belakangan ia dan Sanik (58) istrinya mengetahui jika Sunardi dan keluarganya menjadi anggota Gafatar dari pakaian dan ID Card Gafatar dari foto yang terpampang kontak HP Arisnayanti. 

Effendi mengaku tak habis pikir dengan langkah Sunardi yang secara mendadak memutuskan pindah ke Kalimantan. Sunardi yang bekerja sebagai kuli bangunan, tukang sol sepatu dan sopir super kelinci itu pun harus menjual barang berharganya, antara lain sepeda motor dan sepur kelinci agar bisa sampai ke Kalimantan. “Rumahnya juga dikontrakkan Rp 2 juta per dua tahun untuk tambahan ongkos ke Kalimantan,” ungkapnya.

Sunardi ternyata menolak saat pihak RT memberikan surat pindah.

"Dia tidak mengurus surat pindah rumah ke RT karena kebetulan saya sendiri Ketua RT. Memang ke keluarga, dia pamit ke Kalimantan untuk merubah nasib disana tapi dia menolak saat saya memberikan surat pindah," ungkap Effendi, Senin (18/1/2016).

Pun saat pihak sekolah menawarkan surat pindah sekolah, Sunardi juga menolaknya.

"Anaknya tidak mau dipindah sekolah, gurunya ke rumah tapi dia tidak mau mengurus surat pindah sekolah. Setelah keluarga tahu jika mereka gabung Gafatar di Kalimantan, keluarga berharap mereka cepat pulang. Kasihan anaknya, masih kecil, keduanya juga pintar," katanya.

Effendi mengaku tidak putus kontak dengan Sunardi. Terakhir, Kamis pekan lalu Sunardi menelpon dirinya. Ia mengabarkan bakal pindah rumah. Selain itu, anak bungsunya tengah sakit. 

"Terakhir Kamis kemarin, tapi tidak seperti biasa. Kemarin itu, ngomongnya buru-buru. Dia mengabarkan anaknya habis sakit tipes dan meminta keluarga tidak memikirkan agar tidak sakit,"  katanya. (wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional