Mujiutomo Pengikut Gafatar Ajukan Pengunduran Diri Sebagai PNS, Ini Alasannya - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Mujiutomo Pengikut Gafatar Ajukan Pengunduran Diri Sebagai PNS, Ini Alasannya


Mojokerto-(satujurnal.com)
Mujiutomo, PNS guru SMPN 1 Jetis Kabupaten Mojokerto yang diduga kuat pengikut Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) dan menghilang sejak dua pekan silam ternyata memilih melepas statusnya sebagai PNS.

Laki-laki berusia 54 tahun suami Bahrul Izzah diketahui sudah menyodorkan surat pengunduran diri sebagai PNS di institusinya, Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. 

Alasan yang dikemukakan bapak tiga anak tersebut, karena menjadi anggota partai politik tertentu. 

“Di bulan Desember lalu, Mujiutomo telah mengajukan pengunduran diri sebagai PNS dengan alas an akan masuk partai politik,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyono, Selasa (12/1/2016).

Namun, lanjut Yoko, hingga saat ini surat keterangan pengunduran diri yang bersangkutan belum ditandatangani oleh Kepala BKPP. “Jadi Mujiutomo statusnya masih sebagai PNS dan guru,” imbuhnya. 

Menurut Yoko, Mujiutomo tercatat sudah dua minggu tidak masuk kerja. “Karena tidak masuk kerja tanpa keterangan, yang bersangkutan bisa dikenai sanksi dinas,” sergahnya. 

Bahkan, lanjut Yoko, jika terbukti mengikuti organisasi terlarang bisa berlanjut pada pemecatan sebagai pegawai negeri. 

Sementara itu dalam catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Mojokerto, Mujiutomo warga Dusun Puri, Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto telah mengajukan pindah domisili dengan tujuan Desa Sego igi, Kabupaten Mempawai, Pontianak, Kalimantan Barat. 

“Ia menuju Kalimantan Barat dengan mengajak istri dan ketiga anaknya, Hikmatin Rizqiah, Walan Yudli Ani dan Nuzilah Fazriyah serta menantunya Fathul Khoir Ham serta cucunya Azelio Dasha Baswara El Fath,” ujar Kepala Dispendukcapil Kabupaten Mojokerto, Bambang.

Alasan mengunduran diri sebagai PNS karena masuk partai politik yang dikemukakan Mujiutomo ke instansinya ternyata berbeda dengan alasan pindah yang diutarakan ke kerabatnya di Mojokerto. 

"Kakak saya pindah ke Pontianak bersama istri, tiga anaknya, menantu dan cucunya. Awal bulan Desember 2015 lalu berangkat dan pamit ke keluarga jika kerjaannya dipindahkan ke Pontianak," ujar Mujiono, adik kandung Mujiutomo.

Sehingga, lanjut Mujiono, Mujiutomo mengajak seluruh keluarganya pindah ke Pontianak. Menurutnya, tiga anak perempuannya sudah dewasa. Anak pertamanya bekerja sebagai guru sudah menikah dan sudah dikarunia satu anak, anak keduanya perawat dan anak terakhirnya masih duduk di bangku kuliah.

Selain keluarga Mujiutomo, keluarga Supardi yang juga warga Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto juga diduga pindah ke Kalimantan Barat untuk bergabung dengan Gafatar. Berbeda dengan Mujiutomo, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Namun kepindahan Supardi tidak dilaporkan ke pihak desa.

Kaur Pemerintahan Desa Puri, Napsi Harto membenarkan hal tersebut. "Memang ada satu lagi yang pindah kesana, meski masih penduduk sini tapi dia setiap hari tinggal bersama keluarganya di Surabaya. Pindah kesana juga tidak lapor desa," ungkapnya, Selasa (12/01/2016).

Masih kata Napsi, kabar kepindahan Supardi dan keluarganya, ia peroleh dari cerita saudara Supardi. Supardi pindah ke Kalbar bersama anak, istri, dan adik iparnya pergi ke Kalimantan. Sebelumnya, Supardi tinggal bersama keluarganya dan bekerja di Menanggal, Kota Surabaya.

Sementara itu, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kaur Kesra) Desa Puri, Purnomo menambahkan, jika keluarga Supardi tercantum dalam anggota Al Qiyadah Al Islamiyah. "Kami tahu dari Intel Polres saat datang kesini menunjukkan daftar nama anggota jamaah tersebut. Bahkan keduanya mengakui hal tersebut," katanya.

Purnomo menjelaskan, saat itu pihak kepolisian yang datang ke rumah Mujiutomo memberikan pembinaan dan ia menyatakan taubat dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun Purnomo, tidak mengetahui pembinaan terhadap keluarga Supardi karena Supardi tidak tinggal di Puri meski masih tercatat sebagai warga Puri. (wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional