Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus saat deklarasi (21/2/2016). foto doc.istimewa |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kirab
Barongsai yang digelar Tempat Peribadatan Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Sian
Kiong menyambut Tahun Baru Imlek 2567, Minggu (21/2/2016), diwarnai aksi
deklarasi 'Kota Mojokerto Bebas Sampah' .
Deklarasi
bersamaan dengan Hari Bebas Sampah Internasional yang dipimpin langsung
Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus didampingi Wakil Walikota Suyitno, Kepala
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto, Amin Wachid serta
pengurus TITD dan Forkompimda setempat ini dicetuskan sesaat sebelum pemberangkatan
kirab Barongsai.
Sebanyak
215 Relawan Bebas Sampah dilibatkan dalam kegiatan yang juga ditandai
penyerahan bantuan tempat sampah dari Klenteng Hok Sian Kiong kepada Walikota
Mojokerto tersebut.
“Mulai
detik ini, Kota Mojokerto kita nyatakan bebas sampah. Masyarakat Kota Mojokerto
yang cinta kebersihan akan bergotongroyong membersihkan lingkungan
masing-masing dari sampah. Tempatkan sampah pada tempat yang sudah disediakan,”
kata Walikota Mas’ud Yunus.
Ia
pun menghimbau agar masyarakat peduli sampah.
“Dengan
‘Hari Bebas Sampah Internasional’ ni, kami dari Pemerintah Kota Mojokerto
berupaya menggugah kesadaran pihak swasta dan masyarakat Kota Mojokerto, bahwa
sampah adalah potensi yang harus diurus benar,” tandasnya.
Sementara
itu, Kepala DKP Kota Mojokerto, Amin Wachid mengatakan, terdapat dua kegiatan
terkait Hari Bebas Sampah Internasional yang jatuh pada hari ini. “Kegiatan
pertama, bersih-bersih sejumlah kawasan yang melibatkan karyatan Kantor Pos
Cabang Mojokerto dan 120 orang Relawan Bebas Sampah. Dan pada jam 8 pagi tadi,
kerja bhakti bersama 215 Relawan Bebas Sampah dengan pengurus dan umat TITD. Selain
itu kita pra launching tiga orang Duta Kebersihan,” papar Amin.
Sementara
itu, sejak Minggu pagi tadi, ribuan warga di Kota Mojokerto tumpah ruah di
depan Klenteng Hok Sian Kiang,
Menjelang
pukul 08:30 WIB, kirab dilepas walikota. Berbagai kesenian khas Imlek
disuguhkan dalam acara tersebut.
Seperti
halnya tahun lalu, tema multicultural dalam imlek tetap dikedepankan. Tidak
hanya kesenian khas Tionghoa, namun juga ditampilkan kesenian budaya Jawa,
seperti . Kirab tersebut juga diiringi marching band pelajar.
Suguhan
atraktif dalam kirab barongsai naga Kelenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto, mampu
membayar lelah warga yang sejak pagi hari rela berdesakan menanti atriksi seni
dari negeri tirai bambu ini.
Kirab
yang mengambil start dan finish di Klenteng Hok Sian Kiong, antara lain
melewati rute Jalan Letkol Sumarjo-Jalan Majapahit-Jalan Miji-Jalan Bhayangkara-Jalan
PB Sudirman benar-benar mengundang decak kagum penonton.
Tambur
besar yang terus dipukul oleh seorang yang telah terlatih menambah nilai sakral
pertunjukan budaya Tionghoa untuk hiburan masyarakat tersebut.
Barongsai
menjadi ikon kirab. Kepiawaian seniman barongsai pun memukau warga di sepanjang
jalan yang dilalui. (one)
Social