Jombang-(satujurnal.com)
Tidak hanya bagi warga Tionghoa
hari raya imlek juga menjadi berkah bagi para perajin bola lampion di kabupaten jombang,
berbeda dengan bola lampion pada umumnya, lampion produksi warga jombang ini merupakan perpaduan antara lampion khas cina dengan aksesoris manik-manik khas dari bahan limbah kaca.
jelang hari raya imlek seperti sekarang/ perajin lampion dengan manik-manik kebanjiran order baik dari dalam maupun luar negeri.
Hari raya imlek kembali menjadi moment yang paling ditunggu-tunggu oleh para perajin lampion. Salah satunya adalah Nur Wakhid perajin lampion di Desa Gambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.
Sejak satu bulan lalu Nur Wakhid kembali kebanjiran order bola lampion. Berbeda dengan bola lampion pada umumnya.
Lampion produksi warga Jombang ini bukan lampion biasa tapi lampion yang dikombinasikan dengan aksesoris khas produksi warga desa Gambang yakni manik-manik dengan ditambahkan manik-manik pada bagian bawahnya tampilan bola lampion ini menjadi lebih cantik dan lebih elegan.
Sehingga tak heran harganya pun tergolong lebih mahal. Yang termurah saja harganya Rp 750.000, sementara yang termahal seharga Rp 1.250.000.
Meski demikian menurut Nur Wakhid lampion dengan manik-manik ini memiliki pangsa pasar tersendiri.
Pembelinya mayoritas perusahaan-perusahaan perhotelan vila atau kantor-kantor.
Bahkan menurut Nur Wakhid pembelinya tak hanya dari dalam negeri saja namun juga turis-turis asing, diantaranya yang sudah memesan adalah dari Prancis.
Lampion jenis ini memang tak hanya cocok untuk dipasang di klenteng saat imlek saja, tapi dalam jangka lama juga sangat cantik jika dijadikan sebagai aksesoris di rumah di hotel-hotel atau di vila.
Selama satu bulan memproduksi, menurut Nur Wakhid total sudah 300 lebih bola lampionnya yang laku terjual.
Dalam satu bulan, omset Nur Wakhid sekitar Rp 200 juta. (rg)
Social