Tangkal DBD, Siswa SMP dan SMA Terjun Jadi Jumantik - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Tangkal DBD, Siswa SMP dan SMA Terjun Jadi Jumantik


Mojokerto-(satujurnal.com)
Serangan nyamuk aides aegepty, biang demam berdarah dengue (DBD) belakangan kian meluas. Mengantisipasi serangan nyamuk anti jorok yang kian meresahkan warga ini, Pemkot Mojokerto meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kota Mojokerto yang saat ini menjadi satu-satunya daerah di Jawa Timur yang dinyatakan Pemprov Jatim bebas DBD pun tak ingin lengah. Selain Juru pemantau jentik (jumantik) yang berada di lini kelurahan dan kecamatan bekerja ekstra melakukan PSN, hal serupa juga dilakukan sejumlah sekolah. 

Di musim penghujan yang berujung merebaknya penyakit DBD, sejumlah sekolah yang biasanya menggelar PSN setiap satu minggu sekali, kini durasinya ditambah menjadi dua kali satu minggu. Seperti yang dilakukan di SMPN 4 dan SMAN 1 Kota Mojokerto yang berada di kawasan perumahan Gatoel, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto. 

Siswa SMPN 4 yang bertugas melakukan PSN, harus datang lebih awal dari jam sekolah. Seperti yang mereka lakukan Senin (1/02/2016) pagi. Para jumantik sekolah ini sudah berkumpul di halaman sekolah untuk mendapatkan pengarahan dari guru mereka sebelum terjun secara beregu menyisir jentik-jentik nyamuk di tanaman di depan kelas dan kantor serta bak mandi sekolah. Lampu senter dan buku catatan jumantik pun menjadi sarana untuk menyisir biang DBD tersebut. 

“Pembelajaran menjadi petugas jumantik ini tidak sekedar untuk menjaga kebersihan sekolah, namun untuk melatih siswa memahami arti kebersihan dan sekaligus mengenalkan bahaya jentik nyamuk  yang bisa mengakibatkan menyebarnya penyakit di sekitar rumah mereka atau di lingkungan mereka,” kata Kasek SMPN 4, Muhaimin.

Pemandangan yang tak beda juga terlihat di SMAN 1 Kota Mojokerto. Di sekolah ini, jumantik yang sudah terbentuk sejak empat tahun silam rupanya lebih sigap. Tidak hanya siswi yang terjun jadi jumantik, kalangan siswa pun tampak bersemangat menyandang predikat jumantik sekolah. Mereka mengenakan rompi dan senter kepala sebelum menjalankan PSN.

Semua tempat di lokasi sekolah yang berpotensi menjadi tempat bertelur dan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegipty, seperti kamar mandi, wastafel, kebun dan kolam yang masih berfungsi maupun tidak berfungsi tak luput dari pemeriksaan jumantik sekolah. Kala menemukan jentik nyamuk, mereka pun melakukan tindakan, dari pengurasan hingga mengubur benda-benda yang sering dijadikan sarang bagi nyamuk aedes aegipty. 

Dinda Putri Dwi Yana, salah satu siswi SMAN 1 mengaku senang menjadi jumantik sekolah. “Kepedulian terhadap kesehatan lingkungan memang harus dibangun para siswa. Dan jadi jumantik merupakan wujud nyata kepedulian kita sebagai siswa dan bagian dari masyarakat yang mencintai lingkungan bersih dan bebas DBD,” ujarnya. (wie)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional