Mojokerto-(satujurnal.com)
Lomba atau konkurs nasional seni
suara alam perkutut ‘Mojopahit Cup’ Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh
Indonesia (P3SI) digeber di Gelora A Yani, Kota Mojokerto, Sabtu-Minggu (12/3-13/3).
Konkurs kali ini yang pertama dan akan dibesut di 9 daerah lainnya di
Indonesia. Kung mania dari 24 propinsi yang
mengusung 343 perkutut unggulan digantang dalam laga sengit kelas dewasa
senior.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang membuka konkurs, Minggu (13/3/2016), mengatakan, event yang dipromotori Ali Badri, pengurus P3SI Jawa Timur ini tidak sekedar konkurs, namun merupakan proses industrialisasi dan proses entertainment.
“Konsurs Mojopahit Cup yang
dipromotori Ali Badri ini tidak sekedar konkurs, tetapi proses industrialisasi
dan proses entertaintmen atau tourism. Makanya juri konkurs harus betul-betul
adil. Ini menyangkut hari depan, jika juri tidak bagus maka (proses
industrialisasi) akan rontok,” ingat Pakde Karwo, sapaan popular Soekarwo
dihadapan Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus, Wakil Bupati Mojokerto,
Pungkasiadi, Ketua Umum P3SI, Mayjend (Purn)
Zaenuri Hasyim, Ketua PS3SI Jatim, Ali Badri, P3SI Mojokerto, Djunaedi
Setiawan serta pejabat teras Pemprov dan Pemkot Mojokerto tersebut.
Lebih jauh disebut Pakde Karwo
jika Konkurs Mojopahit 2016 merupakan ide yang sangat bagus.
“Ada dua aspek,
yakni aspek kesukaan, taste, kedua aspek industri. Jadi ada entertaint dan
industrinya,” ucapnya seraya menyebut kelebihan burung yang dijadikan simbol
harmoninisasi masyarakat Jawa yang memiliki unsur magis tersebut.
Kelebihan burung perkutut inilah
yang menyebabkan harga satu ekor burung perkutut tembus Rp 1, 3 miliar. “Artinya,
jika burung ditekuni bisa jadi industri. Makanya, sekali lagi saya minta juri
adil. Karena hasil lomba ini juga akan mementukan kelangsungan industri. Berkembang
tidaknya itu ditangan juri,” tandasnya.
Menurutnya, dibutuhkan
standarisasi agar burung perkutut menjadi bagian dari industri sekaligus. “Standarisasi
(burung perkutut) dalam bayang-bayang konsep, tidak bisa dirumuskan secara
kaku,” ingat pria berkumis tebal yang mengaku penyuka burung perkutut dan kini
memiliki 15 ekor burung perkutut tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum P3SI Pusat,
Mayjend (Purn) H Zaenuri Hasyim,
mengatakaan, penyelenggaraan konkurs perkutut tingkat nasional di Kota
Mojokerto merupakan yang pertama namun berbeda dengan konkurs di tempat lain.
Ia pun sangat berharap rasa kebersamaan kung mania terus dijaga dan
ditingkatkan, sehingga P3SI dari tingkat daerah, wilayah maupun pusat akan
terus maju atau semakin baik dari waktu ke waktu.
“Konkurs ini terselenggara berkat
kerjasama apik antara P3SI dengan Pemerintah Kota Mojokerto. Semoga event demikian bisa rutin digelar.
Sehingga akan banyak manfaat yang didapat, seperti meningkatnya jumlah wisatawan serta aspek lain, misalnya ekonomi serta sarana mempererat
silaturahmi,” katanya.
Sementara itu, pelepasan burung perkutut di alam
bebas yang dilakukan Pakde Karwo bareng Mas’ud Yunus, Pungkasiadi, Zainuri
Hasyim, Ali Badri dan Djunaedi Setiawan menjadi penanda dimulainya konkurs bergengsi
tersebut. (one)
Social