Jombang-(satujurnal.com)
Sejumlah siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jombang berlaga di Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam rangkaian peringatandalam Hari Anak Nasional (HAN), Senin (14/3/2016).
Mereka berlomba untuk menjadi yang terbaik. Siswa tuna daksa beradu piawai dalam lomba menggambar. Sedang siswa tuna netra asah otak dalam lomba catur.
Keterbatasan fisik bukanlah aral bagi mereka untuk mengasah bakat dan kemampuannya. Sebaliknya menjadi pemacu untuk meraih prestasi. Seperti yang ditunjukkan Aprilia Puspita Sari, siswa SMPLN Kurnia Asih, Ngoro.
Siswi berusia 16 tahun penyandang tuna netra ini berhasil menyabet juara pertama lomba catur kelas tuna netra. Ia berhasil menyisihkan sejumlah peserta lainnya karena kepandaiannya memainkan bidak-bidak catur.
M Rusik, guru SMPLB Kurnia Asih
mengatakan, untuk membina muridnya agar bisa bermain catur dibutuhkan waktu sekitar dua bulan. Butuh ketekunan dan ketelaten untuk menjadikan muridnya pecatur handal.
Jika Aprilia , salah satu siswanya meraih juara pertama, itu tak lepas dari sentuhan M Rusik.
Menurutnya, secara umum permainan catur kelas tuna netra tidak jauh berbeda dengan catur pada umumnya. Bidak catur berwarna hitam dan putih begitu juga dengan papan catur warnanya juga hitam dan putih, langkah pion, kuda, benteng, menteri, serta raja juga sama. Namun yang membedakan adalah pada ujung bagian atas buah catur warna hitam, diberi penanda paku payung kecil.Sedangkan buah catur warna putih tidak diberi paku.
Untuk membedakan warna hitam dan putih, pada permukaan papan catur masing-masing kotak terdapat lubang kecil,agar bidak catur tertancap dan tidak mudah bergeser.(rg)
Social