Jombang-(satujurnal.com)
Kesenjangan dunia pendidikan di perkotaan
dan di desa terujung di wilayah Kabupaten Jombang rupanya kian melebar. Sarana
dan prasarana sekolah di wilayah perkotaan yang memadai dan memenui standar
dunia pendidikan, sama sekali tidak ditemukan di sekolah di Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Pojoklitih II, Dusun Rapah Ombo, Desa Pojok Klitih, Kecamatan
Plandaan, Kabupaten Jombang.
Sekolah terpencil di kawasan Kabupaten
Jombang ini kondisinya sangat memprihatinkan, sangat jauh berbeda dibandingkan
dengan sekolah-sekolah lainnya di wilayah berjuluk kota santri ini.
Tak hanya kondisi gedung
berdinding kayu yang memprihatinkan, fasilitas belajar mengajar juga setali
tiga uang. Ini lantaran, sejak didirikan 36 tahun silam, sekolah ini sama
sekali belum tersentuh renovasi.
Namun, meski proses belajar
mengajar jauh dari kata nyaman lantaran kondisi gedung sekolah yang terus
melapuk dan terancam roboh serta berpotensi mengundang penyakit, para guru dan
siswa sekolah ini mengaku tak surut langkah. Mereka tetap bersemangat ditengah
fasilitas sekolah yang serba minim.
Jika guru dan siswa sering datang
terlambat, bukan lantaran mereka malas, namun kondisi yang tak bersahabat.
Langkah mereka menuju sekolah acap terhambat jalanan berbatu dan berlumpur.
Wanisis, Kepala SDN Pojok Klitih
II mengaku harus menyusuri hutan dan menaklukkan jalanan berat untuk sampai di
tempat mengabdikan diri.
Selain menaklukkan jalanan cadas
berbatu ia juga harus menembus jalanan licin berlumpur sejauh 13 kilometer
untuk sampai di sekolah.
Menurut Wanisis, SDN Pojok Klitik
II dibangun tahun 1979 silam. Lantaran tak tersentuh renovasi, kondisi sekolah
ini kian buruk. Beberapa atap sekolah tampak nyaris ambruk. Sementara dinding
kayu sekolah ini kini sudah banyak yang lapuk.
Meski ditengah kondisi bangunan
yang rentan ambruk, para guru dan siswa tampak tak patah semangat untuk tetap
bisa belajar di sekolah yang berada di ujung Kabupaten Jombang berbatasan
dengan Kabupaten Bojonegoro.
Tujuh orang guru serta 38 siswa
yang ada di sekolah ini berharap ada perhatian dari pemerintah minimal ada
upaya renovasi, agar kejadian atap ambruk saat siswa belajar tidak lagi muncul,
juga agar para siswa bisa belajar lebih nyaman seperti halnya siswa sekolah
lainnya. (rg)
Social