BANTUAN dari sejumlah dermawan mulai mengalir untuk kakek Chamim, lansia sebatang kara yang
tinggal di sebuah gubuk reyot bekas kandang ayam.
Uluran
tangan dermawan lantaran prihatin dengan kondisi laki-laki rentah yang menghabiskan
masa senjanya dengan derahan penyakit hingga harus berjalan dengan alat bantu
ini rupanya belum menggugah pemerintah daerah setempat untuk melakukan hal
serupa.
Slogan
‘Sejahtera untuk Semua’ yang diusung Pemerintahan Kabupaten Jombang agaknya
tidak berlaku untuk kakek Chamim, warga Jombang yang tinggal di dusun
Murangagung, desa Kebondalem, kecamatan Bareng, kabupaten Jombang ini.
Laki-laki
berusia 65 tahun ini memang mengaku pasrah saja jika petinggi daerahnya abai. Namun,
dimata banyak pihak, kakek rentah ini layak mendapat bantuan sosial dari
pemerintah daerah.
Apalagi,
lansia dengan segala keterbasan ini tinggal di bangunan yang sangat tidak layak
untuk disebut sebagai hunian.
Bangunan
kandang ayam berbahan bambu yang kian lapuk termakan usia menjadi saksi betapa
kakek Chamim melewati hari-harinya dengan rutin beribadah. Dalam kondisi apa
pun, kakek Chamim tak pernah meninggalkan kewajiban salat lima waktu.
Kala
salah satu organisasi sosial di Jombang yang tergerak untuk membantu kake
Chamim, Sabtu (30/7/2016) menjenguk dan menyerahkan bantuan uang tunai dan
sembako. Kakek Chamim tampak terperanjat. Ia tak menyangka, meski tak disentuh
pemerintah, masih banyak pihak yang peduli dengan dirinya. Tak henti-hentinya
ia mengucap syukur lantaran masih ada yang sudi memperhatikan dirinya.
Sikap
serupa selalu ia tunjukkan tatkala tetangga dan familinya menjenguk dirinya,
seperti tutur salah seorang keponakannya yang tinggal berdekatan dengan
dirinya.
Bagi
kakek Chamim, sekecil apa pun bantuan yang ia terima akan menjadi penyambung
hidup. Bisa demikian, karena penyakit yang dideritanya menyebabkan ia tak mampu
lagi mencari nafkah untuk menghidupi diri sendiri.
Kakek Chamim berjuang hidup dengan penuh
keprihatinan. Selama bertahun-tahun ia tinggal disebuah gubuk reyot
berbahan bambu yang sudah lapuk dimakan usia.
Gubuk reyot yang jauh dari kata layak untuk
didiami laki-laki jompo itu semula merupakan kandang ayam, Di usia senjanya,
laki-laki yang tak pernah berumahtangga dan sakit-sakitan ini tidak bisa
menikmati masa-masa tuanya dengan baik. Tidak ada yang mengurus dan merawat
hidupnya. Ia harus berusaha dan berjuang sendiri agar tidak kian terpuruk.
Beberapa ekor ayam yang ia miliki sedikit menjadi pelipur ditengah hidup tanpa
seorang pun yang menemaninya.
Tubuhnya yang rentah ditambah daya ingatnya
yang semakin lemah menyebabkan ia hanya bisa pasrah melakoni hidup. Untuk
kebutuhan hidup sehari-hari, semisal makan dan minum, ia banyak disantuni
keponakan dan para tetangganya.
Meski hidup dengan segala keterbatasan dan
kekurangan, sebagai seorang muslim, kakek Chamim mengaku terus menjaga
salatnya. Kendati pun kala sakit, ia tetap salat. Entah dengan duduk atau
berbaring.
Lansia rentah yang tak mampu lagi berjalan
tegak, bahkan tertatih dan terseok-seok sekedar berpindah tempat di ruang
sempit bekas kandang ayam ini mengaku tak terjamah beragam bantuan sosial dari pemerintah.
Alih-alih bantuan, ditengok aparat pemerintah pun sekali pun belum pernah. (rg)
Social