MBAH KARTO, warga desa
Sukodadi, kecamatan Kabuh, kabupaten Jombang yang kesehariannya bekerja sebagai
tukang becak berhasil mewujudkan mimpinya menunaikan ibadah haji tahun ini.
Lansia
berusia 67 tahun ini menjadi salah seorang calon jamaah haji Jombang yang akan
berangkat 24 Agustus mendatang dalam kloter 34 embarkasi Surabaya.
Tekad
berhaji itu ia pendam sejak 1996 atau duapuluh tahun silam. Sejak saat itu ia
tekun menambung dari
hasil keringatnya mengayu becak. Setiap hari, dari penghasilannya sebagai
tukang becak ia sisihkan antara Rp 1500 hingga Rp 5000. Lantaran tak mengenal
jasa perbankan, ia menaruh jerih payahnya itu dibawah kasur.
Meski kondisi fisik dan staminanya menurun
seiring bertambahnya usia, mbah Karto tak pernah surut langkah demi
keinginannya memenuhi rukun Islam kelima, berhaji.
Rumah sederhana mbah Karto terbilang sangat
sederhana. Hanya berlantai tanah dan berdinding kayu. Kondisi rumah berukuran
dua kali lima meter itu sengaja ia biarkan tanpa renovasi. Ia mengaku tak
hendak memperbaiki rumahnya sebelum mampu menginjakkan kaki ke tanah suci.
Beruntung, niat suci itu didukung penuh
istrinya yang akrab disapa mbah Sawiti. Seingat mbah Sawiti, suaminya yang
sempat menjadi juru parkir selama lima tahun sebelum kemudian memilih pekerjaan
sebagai tukang becak itu sudah mengutarakan keinginan berhaji sejak muda, di
usia perkawinan masih seumur jagung. Hal itu pula yang menjadi alasan utama
mbah Sawiti menyemangati suami untuk giat menabung.
Tekad keras mbah Karto dan dukungan istri
dengan rajin menabung akhirnya menuai hasil. Uang jerih payah mengayuh becak
selama dupuluh tahun terkumpul hingga Rp 35 juta. Ia pun akhirnya melunasi BPIH
tahap dua, sehingga ia berhak untuk terbang ke tanah suci Mekkah. (rg)
Social