Ingin tampil keren dan nyentrik kacamata kayu
karya warga kota santri Jombang, mungkin bisa menjadi solusinya. Berbeda
dengan kacamata biasa, kacamata dengan bingkai kayu tersebut bentuknya lebih
artistik. sehingga tak heran meski hanya menggunakan bahan limbah.
Meskipun baru satu tahun produksi, namun pasar
kacamata kayu buatan warga Jombang tersebut ternyata cepat meluas hingga
tembus ke luar negeri.
Dari tangan kreatif Rana Ragista 28 tahun,
seorang pemuda di Desa Godong Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang inilah kacamata
unik ini mulai mendunia.
Soal muasal kacamata kayu buatannya, Rana
mengaku awalnya hanya mencoba-coba membuat mainan kacamata dari kayu untuk
dirinya sendiri. Namun setelah diproses sedemikian rupa hasilnya ternyata cukup
menawan sehingga banyak orang yang kemudian datang dan memesan kacamata dengan
bingkai kayu.
Uniknya untuk memproduksinya, pemuda lulusan teknik sipil dari salah satu perguruan tinggi di Jombang ini tidak menggunakan kayu berharga mahal, tetapi hanya menggunakan kayukayu limbah yang ia beli dengan harga murah dari beberapa pabrik pengolahan kayu yang ada di Jombang.
Nilai seni kacamata ala Rana ini justru karena
motif dari dasar kayu. Semakin kuat dan unit motifnya, semakin mahal harganya.
Meski berbahan kayu limbah, namun untuk menjaga
kualitas ternyata tidak semua jenis kayu yang dipakai rana, tetapi khusus
limbah kayu jenis sono keling. Karena jika diproses sedemikian rupa, dari
kayu sono keling ini akan muncul guratan kayunya sehingga tampak sangat
artistik tanpa perlu pewarna atau diplitur.
Karena prosesnya yang alami dan butuh waktu lama
dalam membuatnya, tak heran harga kacamata berbingkai kayu kualitas ekspor ini
jauh lebih mahal dari harga kacamata biasa di pasaran.
Paling murah seharga 600 ribu rupiah sedangkan yang paling mahal bisa mencapai 1,5 hingga 2 juta rupiah tergantung tingkat kerumitan dari bentuk kacamata yang diinginkan pesanan.
Rumitnya proses produksi menyebabkan ia memilih
mengerjakan sendiri pembuatan kacamata kayu dengan satu orang pekerja.
Rana mengaku, dalam sebulan rana hanya mampu
memproduksi 60 kacamata.
Meski demikian, Rana mengaku beryukur
karena para pelanggan dari dalam maupun luar negeri mengaku sangat puas dengan
karyanya sehingga ia mampu meraup omset antara Rp 7 juta sampai Rp 9 juta perbulan.
Setelah satu tahun berjalan dan kacamata Rangga
di unggah ke sosial media, pesanan ternyata datang tak hanya dari dalam negeri
namun makin meluas hingga dari luar negeri seperti Hongkong, Ghana,hingga Amerika.
(rg)
Social