Dewan Kritisi Proyek Bedah Kampung - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Dewan Kritisi Proyek Bedah Kampung


Mojokerto-(satujurnal.com)
Proyek padat karya bertajuk 'bedah kampung' dibawah kendali Disnakertrans Kota Mojokerto menuai kritikan tajam kalangan Dewan setempat.

Komisi II dan Komisi III DPRD Kota Mojokerto menilai proyek yang bersumber dari APBD 2016 itu digarap asal-asalan tanpa perencanaan yang matang.

"Lihat, pengadaan pot bunga seperti ini apakah tidak akan mubazir. Padahal, pot yang disisi kiri jalan ini saja ada dan tidak terawat. Dan siapa yang akan bertanggungjawab terhadap kelangsungannya, apakah DKP yang saya yakin tidak diajak bicara soal perawatan bunga ini," cetus Sekretaris Komisi II, Sonny Basuki Rahardjo saat sidak di Kelurahan Pulorejo bersama komisi III, Kamis  (15/9/2016).

Dari sidak di dua titik dalam lingkungan yang sama, proyek padat karya tersebut lagi-lagi dapat kritik tajam dari anggota Dewan. 

"Kalau mau paving, idealnya diberi semacam pengunci lapisan luar sehingga kuat. Jangan seperti ini sehingga mudah rusak," sarannya.

Sementara itu, Ketua Komisi III Djunaedi Malik mengaku pesimis dengan metode pembuatan saluran yang dikerjakan. 

"Pembuatan saluran, mestinya menggunakan sistem ugether dan bisa dipihak ketigakan. Kalau dibuat sendiri seperti ini apalagi dipinggir jalan kekuatannya tidak akan lama," sesalnya.

Program seperti ini, juga dinilai tidak efektif. Dengan perhitungan Rp 1 miliar perkelurahan, pekerjaan yang dihasilkan tidak begitu tampak. 

Di Pulorejo, hanya mendapatkan pengadaan jalan paving sepanjang sekitar 600 meter saja dengan saluran air. Item yang lain yakni beberapa  PJU dan pot bunga.

Dikonfirmasi soal tudingan lemahnya perencanaan dalam proyek tersebut, Kepala Disnakertrans Kota Mojokerto, Haryanto mengelak tegas. 

"Proyek ini merupakan program padat karya untuk mengatasi pengangguran. Soal pengadaan item proyek, itu murni dari warga. Kita merealisasi apa yang menjadi kebutuhan kampung tersebut," tandasnya.

Ia juga meyakinkan, jika setiap pengerjaan proyek melibatkan konsultan ahli. 

"Ada konsultan ahlinya. Seperti pembuatan tutup saluran air ini tidak ada pegangannya, itu atas permintaan warga sehingga tidak mencelakakan," paparnya.

Proyek ini, kata ia, menyerap sekitar 661 tenaga kerja warga sekitar. 

Dari total anggaran Rp 7 miliar terserap 6,4 miliar karena ada yang gagal lelang. 

Selain padat karya, pengadaan material bangunan sengaja dilelang dan dimenangkan lima CV yang kebanyakan dari luar daerah.

Program ini, dilaksanakan ditujuh kelurahan. Yakni Mentikan (99 pekerja), Kranggan (100 pekerja), 
Pralon (85), Blooto (103), Balongsari (68), Sentanan (89) dan Pulorejo (117 pekerja).

"Item pekerjaanya meliputi, paving, saluran, PJU, dan pengadaan bak sampah," tambahnya. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional