Eksekusi bangunan untuk proyek tol Trans Jawa di Sesi II Kertosono
– Mojokerto menyasar sekolah Taman Kanak-kanak Taman Pembina Anak Soleh (TK
TAPAS) Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.
Gedung sekolah yang ditempati sedikitnya 40 murid TK itu sebagian
besar rata dengan tanah. Agar kelangsungan pendidikan tidak terhenti, yayasan
TK TAPAS tetap memanfaatkan sebagian bangunan yang tersisa, lantaran tak
memiliki gedung lain yang bisa dijadikan alternative.
Orang tua murid pun mengaku hanya bisa pasrah jika anak-anak
mereka harus belajar ditengah puing-puing bangunan sekolah. Tak ada lagi bangku
sekolah yang biasanya menjadi tempat duduk selama proses belajar mengajar
berlangsung. Mereka kini harus belajar diatas lembaran tikar plastis.
Justru yang paling dikhawatirkan, jika murid-murid mengalami
trauma berkepanjangan.
Pasalnya, eksekusi yang berlangsung Rabu (31/8/2016) kemarin juga
disaksikan murid TK tersebut.
Dikhawatirkan mereka terganggu secara psikologis serta dibayangi
rasa was-was jika sewaktu-waktu gedung mereka ambruk.
“Eksekusi bangunan sekolah akibat
proyek tol ini berdampak secara psikologi bagi murid-murid. Kami harus memberi
perhatian lebih agar mereka tidak trauma berkepanjangan,” kata Sofie, Ketua
Yayasan TAPAS, Kamis (01/9/2016).
Pihaknya menyatakan kecewa dengan langkah eksekusi yang disebutnya
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. “Bahkan eksekusi perataan bangunan
dilakukan di hadapan anak-anak hingga membuat mereka terganggu secara
psikologis,” tandasnya.
Para orang tua murid berharap agar pemerintah mendirikan bangunan
sekolah yang baru sebagai ganti rugi proyek pembangunan jalan tol tersebut. (rg)
Social