Paelan, seorang veteran perang yang pernah menjadi prajurit
sukarelawan dalam pasukan Dwikora Brawijaya 1 asal Desa Kaliwungu, Kecamatan
Kota Jombang harus bekerja keras demi menyambung hidup.
Di usia senjanya, bapak lima orang anak yang kini berusia 73 tahun
ini masih mengandalkan tubuhnya yang rentah dengan bekerja serabutan. Bahkan
jadi tukang tambal ban pun ia lakoni.
Ayah lima orang anak pensiunan pasukan sukarelawan beristrikan
Siti Umaiyah kini hanya bisa pasrah menjalani sisa hidupnya yang serba
pas-pasan.
Paelan bertutur, di tahun 1964 hingga 1966 dirinya merupakan
prajurit garda depan yang bertugas mempertahankan setiap jengkal wilayah Nusantara.
Kala itu, bersama relawan lainnya ia gigih melawan pasukan Inggris
yang ada di perbatasan wilayah NKRI dengan wilayah Malaysia. Ia sempat
bertempur dengan pasukan inggris di atas kapal dan sempat menahan 5 orang yang dianggap
pasukan elit Inggris.
Perang itu, ujar Paelan, merupakan perang untuk mengganyang
pasukan udara musuh yang mau memasuki wilayah Indonesia. Kecanggihan pesawat
tempur milik pasukan Inggris mampu diredam oleh Paelan bersama prajurit
lainnya. Padahal senjata tempur milik pasukan Indonesia saat itu jauh kalah
canggih dari senjata musuh. Namun karena tekad kuat mempertahankan negara Indonesia,
Paelan dan kawan-kawan pejuang lain akhirnya mampu menjatuhkan pesawat musuh.
Paelan berharap pertempuran yang terjadi 50 tahun silam tersebut,
bisa menjadi pelecut semangat generasi dalam berjuang mempertahankan negara.
Generasi sekarang yang dianggap cukup nyaman, kata Paelan,
selayaknya bisa mengisi dan ikut andil membangun bangsa. Paelan juga berharap
agar pemerintah bisa memperhatikan nasib para veteran saat ini yang rata-rata
menjalani hidup serba kekurangan.
Tahun 1995 silam, Paelan mulai menerima dana pensiun sebesar Rp 111 ribu perbulan. Namun di era Presiden
Abdurrahman Wachid, dana pensiunnya dinaikkan menajdi Rp 1 juta dan pada tahun
2015 jumlahnya naik lagi menjadi Rp 2.150.000. (rg)
Social