Maulid Nabi, Kota Mojokerto Gelar Kenduri 5000 Layah dan Parade Lintas Budaya - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Maulid Nabi, Kota Mojokerto Gelar Kenduri 5000 Layah dan Parade Lintas Budaya

Mojokerto (satujurnal.com)
RIbuan warga Kota Mojokerto dengan beragam status dan profesi larut dalam ritual dan tradisi muludan, tradisi khas umat Islam Nusantara dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang digelar di lapangan Raden Wijaya, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Senin (12/12/2016).

Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus, penggagas dan motor kenduri massal dengan media layah atau periuk dari tanah liat ini berada di tengah massa bersama unsur Forum Pimpinan Daerah (Forpimda).

Makan bareng nasi kuning atau nasi gurih diatas layah itulah yang paling ditonjolkan sekaligus menjadi pembeda dengan daerah lain kala menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam.

Kenduri massal dengan ribuan layah berisi nasi kuning atau nasi gurih ini merupakan yang ketigakalinya setelah dua tahun lalu digelar helatan serupa di tempat yang sama pula.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, dalam helatan bertajuk Kenduri 5000 Layah juga digelar Parade Lintas Budaya dengan suguhan kesenian tradisional Reog Ponorogo dikolaborasi dengan kesenian Barongsai asal Tiongkok.

Sebuah gunungan dengan 10000 buah Onde-onde, kue khas Kota Mojokerto, setinggi 3 meter diarak sejauh 500 meter dari jalan Perum Surodinawan Estate menuju lapangan Raden Wijaya.

Ribuan warga mengikuti arakan tumpeng dengan membawa layah atau nampan dari tanah liat seraya berselawat. Lebih menarik lagi, hampir semua kostum yang dikenakan warga berwarna orange.

"Tahun ini memasuki tahun ketiga. Acara ini dikemas dengan suasana kebersamaan melibatkan TNI/Polri, instansi dan masyarakat bersama-sama untuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW," kata Walikota Mas’ud Yunus.

Event ini, ujar Mas’ud Yunus, memberikan semangat untuk syiar agama, kecintaan terhadap nabi, tanah air dan Kota Mojokerto.

“Dengan kebersamaan saya berharap agar program pembangunan Kota Mojokerto menuju servis city bisa terwujud seperti yang dicita-citakan bersama,” imbuh birokrat berlatarbelakang ulama ini.

Kita ingin, katanya lebih jauh, menjadikan event ini sebagai upaya untuk mengembangkan wisata budaya, karena kita tidak punya sumber daya alam maka wisata budaya yang kita dikembangkan dengan event-event seperti ini.

“Target kita 5 ribu layah ternyata lebih dan hampir 6 ribu, ini merupakan partisipasi dari warga tiap RT, SKPD dan kepala kekolah," katanya.

Pemilihan layah, ujar orang nomor wahid di Kota Mojokerto ini, bagian dari mempertahankan tradisi lokal. Karena setiap peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, masyarakat Kota Mojokerto selalu membuat asahan dengan layah. Dengan kemajuan sekarang ini pengusaha layah kalah bersaing dengan plastik.

"Minimal tiap tahun, kita support sehingga event ini menjadi moment perpekan untuk mereka. Ada filosofi dalam pemilihan layah, layah terbuat dari tanah dan cara pembuatannya menggunakan api. Dengan api memberikan rasa hangat sehingga diharapkan bisa menyatukan masyarakat dan berisi makanan didalamnya," tuturnya.

Makanan yang telah dibawa dengan beralasan layah tersebut, katanya, kemudian dimakan bersama dengan harapkan agar semua lapisan masyarakat bisa berbaur.

Kenduri massal ribuan layah ini juga dipancang untuk menarik wisatawan. Gunungan Onde-onde diperebutkan usai semua acara berlangsung. Penganan khas kota Mojokerto ini semata hanya diperebutkan. Tidak ada nuansa ngalap berkah seperti halnya gunungan grebeg mulud di Surakarta atau Jogjakarta. (one)










Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional