Parah, Pengangguran di Kota Mojokerto Tembus 3.200 Orang - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Parah, Pengangguran di Kota Mojokerto Tembus 3.200 Orang


Mojokerto-(satujurnal.com)
Angka pengangguran terbuka yang terus meningkat rupanya masih jadi persoalan pelik bagi Pemkot Mojokerto. 

Job fair yang rajin digelar Pemkot dua kali setahun ternyata tidak memberi kontribusi yang signifikan. Ajang ini hanya menyerap tidak lebih dari satu persen dari total pencari kerja  di kota mungil dengan tiga kecamatan ini. 

Diawal tahun 2017 ini, Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat jumlah pengangguran warga Kota Mojokerto mencapai 4,8 % atau 3.208 orang.

"Berdasar catatan BPS, jumlah pengangguran tahun ini mencapai 3.208 orang. Tingkat kelulusan baru sebagai penyebabnya," ujar Kepala Dinas Koperasi UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hariyanto, Sabtu (12/2/2017).

Ujar dia, sejumlah langkah dilakukan pihaknya untuk mengurangi beban sosial ini, meski hasilnya tak signifikan. 

"Secara rutin kita menggelar job fair dua kali setahun.  Ya, itu bisa mengurangi 1 persenan saja," ungkapnya.

Langkah yang lain, lanjutnya, yakni menggelar pelatihan kewirausahaan baru, pemagangan dan penempatan tenaga kerja. 

Apakah program bursa kerja job fair bisa dikatakan gagal karena tak mengurangi pengangguran se cara signifikan? Hariyanto tak mengiyakan. 

"Nyatanya job fair adalah rujukan masyarakat dan mereka minta acara itu digelar secara rutin," tukasnya.

Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Djunaedi Malik menilai penting digaungkan gerakan wirausaha bagi generasi muda di wilayah ini. 

Menurut dia, sekolah menengah, kejuruan dan perguruan tinggi harus menjadi garda terdepan untuk memulai dan merealisasikan gerakan wirausaha ini.

“Diawali gerakan wirausaha di seluruh sekolah menengah umum, kejuruan dan perguruan tinggi yang ada di seluruh Kota Mojokerto harus mencanangkan pendidikan kewirausahaan. Perannya sangat vital untuk menyiapkan tenaga trampil yang bisa mandiri tanpa menggantungkan bekerja di pabrik," katanya.

Selama ini, sekolah cenderung mengajarkan teori tanpa membekali siswanya dengan pendidikan karakter kewirausahaan. 

"Butuh pendidikan yang lebih kongkrit untuk menyiapkan tenaga kerja yang handal dan mandiri." ujar politisi PKB tersebut. (one)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional