Jombang-(satujurnal.com)
Anak adalah harta satu-satunya didunia yang tidak tenilai dengan apapun. Sebagai orang tua, apapun pasti dilakukan demi kebahagiaan sang buah hati. Seperti yang dilakukan Puryanto, pria asal Paniai Kasuari Kabupaten Asmat, Papua ini yang jauh-jauh datang ke pakar terapi saraf telingan, Masudin di Desa Banyuarang, Jombang untuk kesembuhan putrinya Yunyien Noer Mahesti (16) yang mengalami gangguan pendengaran selama 11 tahun.
Bahkan, Puryanto yang notabene berprofesi sebagai guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) inipun sudah bertekat untuk kesembuhan putrinya, apapun resikonya, temasuk jika harus dipecat sebagai guru akibat meninggalkan tugas selama masa terapi anaknya di Mister Masudin.
"Saya jauh-jauh datang dari Papua karena saya percaya dan yakin Pak Masudin satu-satunya harapan untuk kesembuhan pendengaran anak saya", Kata Puryanto, senin (13/03/17).
Puryanto bercerita bahwa kali pertama mengetahui kabar adanya pakar terapi saraf telinga Mister Masudin dari pemberitaan di televisi dan internet.
"Lalu saya cek terus videonya di Youtube, berita-beritanya juga di internet. Dari situ saya mulai tertarik dan mantab dalam hati saya kalau Pak Masudin ini adalah doa saya kepada Tuhan selama ini", papar Puryanto.
Puryanto membeberkan, sebenarnya selama ini dia dan istrinya, Supri Waras Syahri telah membawa Yunyien kemana-mana, baik ke medis maupun pengobatan altenlrnatif. Namun tanpa hasil apapun.
Yunyien sendiri tidak bisa mendengar sama sekali sejak masih berumur 5 tahun tanpa sebab apapun.
"Setelah mengikuti edukasi beberapa kali dan menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri pasien-pasien yang telah diterapi Pak Masudin, rasanya saya setengah tidak percaya karena mereka rata-rata langsung mendengar dan decibelnya berangsur berkurang, begitu pula dengan anak saya", jelas Puryanto.
"Makanya saya dan istri saya sudah bertekat menerapikan anak kami di pak Masudin ini sampai sembuh", imbuhnya.
Sementara keramaian nampak telihat dikediaman Masudin, di Dusun Banyuarang Desa Ketanen Kecamatan Ngoro, Jombang setiap praktek yang dibuka pada hari Senin, Rabu dan Jumat.
Selain proses edukasi yang wajib dikuti, Ratusan calon pasien dan keluarganya ini menunggu giliran penanganan terapi dengan metode totok saraf ini.
"Kalau mau sabar insyaAllah hasilnya juga maksimal", terang Masudin disela-sela memberikan edukasi dihadapan para calon pasien dan keluarganya. (rg)
Social