Jombang-(satujurnal.com)
Keberadaan kesenian Barongan, salah
satu seni tradisi yang tumbuh dari budaya masyarakat Jombang ini mulai suram.
Barongan adalah sebutan untuk topeng berbentuk kepala
ular raksasa yang dimainkan oleh pemain Barongan. Pertunjukan seni Barongan
bisanya satu paket dengan seni Kuda Lumping.
Barongan biasanya tampil di ujung pertunjukan seni
Kuda Lumping. Barongan menjadi penampil pamungkas dalam sebuah pertunjukan seni
Kuda Lumping. Atraksi Barongan inilah yang sejatinya ditunggu-tunggu penonton.
Penampilan Barongan yang unik inilah yang menjadi
salah satu alasan sekelompok pemuda di desa Bareng, kecamatan Bareng, Jombang
untuk terus menghidupkan Barongan melalui pertunjukan-pertujukan berkala.
Selain itu, dengan kembalinya Barongan ditengah
masyarakat, para perajin topeng Barongan pun kembali memiliki lumbung
penghasilan. Barongan dibuat
dengan bahan pokok kayu. Kayu yang dipilih adalah jenis kayu dadap. Selain mudah dipahat dan tidak mudah pecah saat
dimainkan juga tidak terlalu berat,
Meskipun tampak sederhana, namun pembuatannya memerlukan keahlian khusus, karena harus jeli agar ada beda karakter antara satu Barongan dengan Barongan yang lain.
Pembuatan satu buah Barongan hingga sempurna dan siap dimainkan memakan waktu tidak kurang dari seminggu.
Meskipun tampak sederhana, namun pembuatannya memerlukan keahlian khusus, karena harus jeli agar ada beda karakter antara satu Barongan dengan Barongan yang lain.
Pembuatan satu buah Barongan hingga sempurna dan siap dimainkan memakan waktu tidak kurang dari seminggu.
Yang memberi angin segar bagi perajin
Barongan, karya mereka tidak saja dipesan seniman Jombang, namun juga dari
Kediri dan Mojokerto.
Arif Suyanto, salah satu perajin
Barongan desa Bareng menyebut, untuk satu topeng Barongan dihargai Rp 3 juta.
Arif yang juga pemain kudang lumping,
seperti halnya para perajin Barongan lainnya berharap agar seni budaya ini
mampu bangkit lagi dan menjadi tontonan yang menghibur warga. (rg)
Social