Mojokerto-(satujurnal.com)
Seorang tukang becak bernama Sentot, warga Kecamatan Kudu, Kabupaten
Jombang ditemukan tewas di pelataran SLB B Pertiwi, jalan Gajahmada, Kota
Mojokerto, Rabu (26/4/2017) siang, sekira pukul 13:30 WIB.
Sentot, lelaki yang diperkirakan berusia sekitar lima puluh tahun,
berjenggot dan berkumis dengan rambut hampir semuanya putih itu ditemukan sudah
tak bernyawa dalam keadaan terlentang. Korban mengenakan baju
motif garis dan bercelana hitam. Selembar sarung rupanya digunakan sebagai
pengganti bantal dengan posisi tidur membujur ke timur. Beberapa meter dari
mayat korban, terdapat becak milik korban.
Penemuan mayat Sentot bermula ketika Sumiati, pemilik warung makanan di
dekat sekolah itu mencoba membangunkan korban yang terlihat tidur di lantai
pelataran depan salah satu ruang kelas. Namun, tidak ada reaksi apa pun dari korban. Khawatir dengan kondisi
korban Suamiti pun memanggil beberapa pelanggan warung yang tengah makan. Salah
seorang pengunjung warung pun bergegas melaporkan kejadian itu ke pos polisi di
ujung jalan Gajahmada yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat kejadian.
Tidak berselang lama, beberapa petugas medis Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto bersama ambulan datang ke lokasi kejadian. Irsad Eko Wahyudi, petugas
medis yang melakukan pemeriksaan korban menyatakan tidak menemukan adanya
pernafasan dan denyut nadi. Disebutnya sistem pernafasan dan sistem sirkulasi
darah terhenti. “Korban sudah meninggal,” terang Irsad.
AKP Heri Prasetyo, Kepala SPKT Polres Mojokerto Kota yang melakukan
pemeriksaan fisik di tempat kejadian perkara menyatakan, tidak ditemukan
tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Untuk memastikan penyebab kematian,
korban dievakuasi ke RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo untuk divisum.
Hingga korban dievakuasi, tidak seorang pun yang mengaku kerabat korban
datang di tempat kejadian perkara.
Sapari, salah seorang tukang becak yang mengaku sejawat korban bertutur,
sejauh ini ia tidak mendengar keluhan sakit dari korban.
“Selama ini Sentot tidak pernah mengeluh sakit serius. Siang tadi sebelum
tidur, ia sempat makan dan ngopi seperti biasanya. Makanya, saya kaget mendapat
kabar Sentot meninggal,” terang Sapari.
Namun, meski mengaku teman dekat, Sapari geleng kepala saat ditanya
alamat lengkap korban.
“Soal alamat lengkap, bahkan soal keluarganya terus terang saya tidak
tahu. Dia hanya mengaku tinggal di Kudu, Jombang. Itu saja,” tukasnya.
Yang ia ketahui, korban tidak memiliki tempat tinggal di Kota Mojokerto.
“Ia biasa tidur di beberapa tempat di kawasan Benteng Pancasila. Kadang tidur
di atas becak miliknya,” terang Sapari. (one)
Social