![]() |
Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus saat meninjau salah satu titik sasaran proyek Jalinbar beberapa waktu lalu. (doc.istimewa) |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kota
Mojokerto hampir dipastikan mendapat kucuran dana alokasi khusus (DAK) 2018 sebesar
Rp 180 miliar untuk proyek Jalur Lingkar Barat (Jalinbar).
"Kita mengajukan pendanaan Jalinbar ke
Kemenkeu. Dan disetujui pengucuran bantuan Rp 180 miliar melalui program DAK
tahun depan," papar Sekretaris Komisi II (perekonomian dan pembangunan) DPRD
Kota Mojokerto, Edwin Endra Praja, Senin (29/5/2017).
Jalinbar
merupakan kelanjutan dari proyek jembatan Pulorejo – Blooto (Rejoto) yang
menjadi jalan pintas penghubung kelurahan Pulorejo dan Blooto.
Edwin
menyebut, pihaknya optimis permohonan DAK tersebut terealisasi sesuai target.
"Kita tidak hanya mengajukan
permohonan, namun mengawal agar usulan dana terealisasi sepenuhnya,"
tambahnya.
Sebab, lanjutnya, kebutuhan
proyek infrastruktur Jalinbar sangat besar. "Ini obyek vital yang
membutuhkan anggaran sangat besar. Sementara keberadaannya yang juga urgen
untuk pemerataan ekonomi yang selama ini terkonsentrasi di kawasan timur,"
katanya lagi.
Senada diutarakan Ketua Komisi
II, Aries Satrio Budi. "Kita optimis karena pengajukan kita langsung masuk
e-planning Kemenkeu sehingga besar harapan akan terealisasi dalam DAK
mendatang," tukasnya.
Selain mengalokasikan anggaran
pembebasan lahan hingga Rp 3 miliar untuk tahap pertama,
Sesuai Detail Engineering Design (DED), proyek tersebut untuk pengembangan
kota sekaligus jalur altertanif utama mulai dari Surodinawan hingga Pulorejo.
Jalur sepanjang 5 kilometer dengan lebar jalan 25 meter tersebut akan bertemu
di titik perumahan Surodinawan dan berakhir di daerah Kauman, Pulorejo.
Untuk membuka jalur ini, diperlukan pembebasan lahan warga. Soal ini Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus menegaskan, pihaknya sudah mengalokasikan Rp 3 miliar dana yang bersumber dari APBD 2017.
"Kita mulai membebaskan
lahan dari tahap pertama yang sarat pemukiman yakni di Perumahan Surodinawan
hingga tahapan berikutnya yang lebih enteng berupa areal persawahan. Pembebasan
lahan ini kita targetkan selesai 2018 mendatang," paparnya.
Jika proses pembebasan lahan ini
selesai tepat waktu, lanjut ia, maka tahun 2018 mulai menyentuh
infrastruktur.
Proyek prestisius ini memang butuh dana besar,
lantaran Pemkot harus membuat flyover Blooto sebagai solusi keberadaan rel
kereta api di kawasan tersebut. Ini tentu butuh dana yang tak sedikit selain
persetujuan dari pihak PT KAI sendiri
“Berapa pun asal sesuai aturan, kita akan keluarkan. Sekali
lagi, ini harus terealisasi,” tukasnya.
Upaya merealisasi Jalilnbar, ujar Mas’ud Yunus, didorong
fakta bahwa pembangunan di kota yang hanya memiliki tiga kecamatan itu belum merata
antara wilayah timur, khususnya Kecamatan Magersari dengan wilayah barat. Jalinbar
diharapkan bisa menghidupkan wilayah barat sekaligus mendongkrak perekenomian di
wilayah ini.
“Di wilayah barat, semua serba kalah dengan wilayah timur.
Kalau Jalinbar tak segera dibangun, kesenjangan akan terus terjadi,” katanya. (one)
Social