Indro Tjahjono (kemeja putih) bersama pendukungnya usai daftar cawawali |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Indro Tjahjono, PNS Pemkot Mojokerto yang
kini menjabat Kabid Perdagangan, Disperindag Kota Mojokerto memilih pensiun
dini sebagai pegawai negeri sipil (PNS) untuk maju dalam Pilwali Mojokerto 2018
mendatang. Alasan ia, agar lebih fokus kala running di ajang pesta demokrasi di
tingkat lokal tersebut.
Soal itu diutarakannya sesaat setelah
mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon wakil walikota Mojokerto PDI
Perjuangan di kantor partai, jalan Tropodo H-3, Meri, Rabu (21/6/2016)
“Saya mendaftarkan diri sebagai calon wakil
walikota di bursa yang dibuka PDI Perjuangan. Agar lebih fokus menjadi
kontestan Pilkada, maka saya memilih untuk pensiun diri dari PNS, meski
seharusnya baru tahun depan saya pensiun,” kata Indro.
Pengajuan pensiun dini, lanjut pencipta sejumlah lagu pembangunan untuk Kota Mojokerto
tersebut, sudah saya sampaikan bulan Mei lalu. “Terhitung 1 September nanti
saya sudah tidak bekerja lagi. Jadi saya tidak menunggu rekom baru pensiun,”
sergahnya.
Ketua Persatuan Angkat Besi Berat dan Binaraga Seluruh
Indonesia (PABBSI) Mojokerto ini menyebut, keinginan kuat untuk menjadi wakil kepala
daerah, tak lain untuk membangun Kota Mojokerto lebih baik lagi.
“Agar terwujud birokrasi pemerintahan yang
melayani, jujur, berani dan inovatif,” tandasnya.
Meski demikian, ia mengaku maju di pentas
Pilwali bukan atas kemauannya, namun dorongan arus bawah, terutama pelaku usaha
di sektor informal.
“Ini atas dorongan teman-teman PKL, IKM dan
UKM juga warga kota yang bekerja di sektor informal,” kata juri berbagai
festival paduan suara tersebut.
.
Indro datang mengembalikan formulir
pendaftaran bakal calon wakil walikota dikawal ratusan PKL yang mengendarai
sepeda motor serta puluhan tukang becak.
Mereka, para pendukung pria kelahiran 1960
tersebut membentang spanduk dengan tagline ‘KONCI’, akronim Koncone Indro
(teman Indro). Spanduk antara lain bertuliskan ‘Ini Lho Bapake PKL, Konci’, Iki
Lho Wakile Wong Cilik mewarnai kedatangan salah satu calon kontestan Pilwali
tersebut.
Nurhadi, ketua paguyuban PKL Alun-alun
mengatakan, ia dan ratusan sejawatnya berharap banyak terhadap sosok Indro yang
disebutnya peduli pada nasib pelaku usaha sektor informal.
“Harapan kita, Kota Mojokerto dipimpin
orang-orang baru yang sangat mengerti warga masyarakat kecil, PKL yang peduli nasib
kami. Kami sudah bosan dibohongi,lahan disugur bukan ditata. Dan yang merespon,
hanya Pak Indro,” cetus dia.
Senada juga diutarakan Dayak, ketua
paguyuban pedagang Joko Sambang di kawasan Benpas. Bahkan secara tandas ia
menyebut, yang mencalonkan Indro sejatinya PKL.
“Kami yang
mencalonkan (Indro) sebagai calon W-2 (sebutan untuk
jabatan wakil walikota Mojokerto),” katanya.
Indro dinilainya sebagai abdi negara yang
peduli terhadap nasib PKL. Dayak pun menggambarkan, tatkala bedak PKL Joko
Sambang roboh tersapu angin, tidak ada pihak yang peduli, kecuali Indro yang
turun langsung di lapangan. “Karena kependuliannya itulah kami siap mendukung
KUNCI,” cetusnya.
Untuk mendapatkan rekom PDI Perjuangan,
Indro bersaing dengan empat kandidat lainnya. Dua kandidat berlatarbelakang
pekerjaan sama dengan dirinya, yakni Harlistyati,Kepala Bappeko Kota Mojokerto
dan Firtian
Judiswardarta, PNS Pemprov Jatim. Dua kandidat lainnya dari internal partai,
yakni ketua dan bendara DPC PDI Perjuangan Kota Mojokerto, Febriana Meldiawati
dan Santoso Bekti Wibowo. (one)
Social