Mojokerto-(satujurnal.com)
Kendati harga sembako di pasar masih relatif stabil,
namun menghadapi Hari Raya Idul Adha , Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan yang
membawahi wilayah Kota dan Kabupaten Mojokerto serta Kabupaten Jombang
mengambil langkah antisipasi dalam bentuk stabilisasi. Ini dilakukan agar gejolak
harga sembako yang acap terjadi menjelang hari raya keagamaan tidak lagi
terjadi.
Otoritas penyedia bahan pangan ini pun kembali menggelar
operasi pangan bertajuk ‘Gerakan Stabilitasi Pangan’.
Kepala Sub Bulog Surabaya Selatan, Arsyad mengatakan,
pihaknya memiliki stok yang cukup untuk mensukseskan gerakan itu. Antara
lain 30 ribu ton beras yang diperkirakan mencukupi untuk kebutuhan hingga tujuh
bulan kedepan, stok gula sebanyak 18 ribu ton, minyak goreng, tepung terigu,
telor ayam, bawang putih, brambang, cabe dan garam dapur.
“Untuk harga, tentunya masih dibawah harga pasar,” kata
Arsyad saat melaunching ‘Gerakan Stabilisasi Pangan’ bersama Satgas Pangan di
kantor Sub Bulog setempat, Jum’at (25/8/2017).
Untuk beras, Arsyad menyebut, pihaknya menyediakan tiga
jenis, yakni beras kelas ekonomis dengan harga Rp 8,500 per kilogram, Primium B
Rp 9,200 per kilogram dan Primium A Rp 10,000 per kilogram.
“Harga beras ekonomis dipasaran di kisaran Rp 8,700
sampai Rp 9,000 per kilogram. Sedang Premium B,sesuai HET Rp 9,450 per kilogram,”
ujarnya.
Pihaknya bisa melepas harga lebih murah dari pasar karena
produksinya lebih murah.
“Jadi harga yang dilepas bukan untuk menyaingi pasar,
namun lebih pada urusan antisipasi, jangan sampai menjelang dan pasca Idul Adha
terjadi gejolak harga,” sergahnya.
Menurut Arsyad, berbeda dengan operasi pasar (OP),
gerakan ini lebih masif. Sasaran pun lebih menyebar. “Sifatnya lebih mobile.
Seluruh pasar tradisional merupakan titik sasaran gerakan ini,” tandasnya.
Selain itu, Bulog terbuka untuk instansi yang akan
membuka outlet sembako. Termasuk juga RPK yang kini tersebar di sekitar 700
titik.
Pihak yang terlibat dalam gerakan ini, lanjut Arsyad, yakni
semua unsur yang tergabung dalam Satgas Pangan, antara lain, Bulog,
Disperindag, Kepolisian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, BPS dan TPID.
Lantaran melibatkan tim satgas pangan, Arsyad memastikan
akan terus melakukan koordinasi dan monitaring bareng sebelum mengucurkan
sembako murah.
“Kalau akan turun ke pasar, kami terlebih dahulu koordinasi
dengan pemilik wilayah pasar, yakni Disperindag. Begitu juga, jika melakukan
monitoring, kami akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang tergabung
dalam satgas pangan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Satgas Pangan Kabupaten Mojokerto,
AKP Budi Santoso menyatakan, satgas yang dipimpinnya akan meningkatkan
pengawasan sekaligus intensitas razia ke gudang-gudang logistik yang disinyalir
dijadikan tempat penimbunan bahan kebutuhan pokok.
“Kami cek gudang-gudang, penggilingan
padi. Kami upayakan semuanya masuk ke Bulog, jangan sampai beras beredar
melebihi HET (harga eceran tertinggi) beras Rp 9.450/Kg. Karena itu bisa
membuat stok Bulog kosong sehingga terjadi kelangkaan di pasar,” tandasnya.
Budi
Santoso yang juga menjabat Kasat Reskrim Polres Mojokerto tersebut mengatakan,
sejauh ini belum ditemukan praktik penimbunan kebutuhan pokok di wilayah
Kabupaten Mojokerto.
“Kalau ditemukan (penimbuhan bahan kebutuhan pokok), pasti akan kami tindak tegas,” katanya. (one)
Social