Debat Publik Pilwali Mojokerto, Tak Ada Greget, Kandidat Kedepankan Sikap Santun - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Debat Publik Pilwali Mojokerto, Tak Ada Greget, Kandidat Kedepankan Sikap Santun



Mojokerto-(satujurnal.com)
Empat pasangan calon walikota dan wakil walikota Mojokerto 2018 beradu visi dan misi dalam gelaran ‘Debat Publik I Pilwali Kota Mojokerto 2018 yang dihelat KPU setempat di Hotel Raden Wijaya, Kamis (26/4/2018) malam.

KPU dibantu empat pemateri, yakni Simon Filantrofa, pendeta dan tokoh pluraris, Nur Cholis akademisi alumni UGM, Fahmi Ali, dosen ITS dan Andung Kurniawan, Ketua PWI Mojokerto.

Debat antar kontestan Pilwali Mojokerto yang mengambil tema ‘Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat’ dibagi dalam empat segmen. Segmen penyampaian visi misi masing-masing kandidat disudahi dengan yel-yel para pendukung mereka.

Segmen kedua yang ditunggu-tunggu para pendukung masing-masing paslon ternyata berlangsung datar. Nyaris tak ada greget. Para kandidat rupanya lebih mengedepankan sikap santun.

Lontaran pertanyaan satu paslon yang harus dijawab oleh paslon lain dan bisa ditanggapi oleh paslon penanya ternyata kesempatan itu tidak dimanfaatnya untuk mementahkan argumen paslon penjawab. Seperti saat Paslon nomor urut 2, Andy Soebjakto dan Ade Ria Suryani (ASRI) berkesempatan menjadi penanya terhadap Paslon Nomor urut 4, Ika Permatasari dan Achmad Rizal (Ita-Rizal). Jawaban Ita-Rizal soal peningkatan minat baca masyarakat tidak ditanggapi ASRI. “Cukup kami tidak menanggapi,” ujar Andi Soebjakto.

Yang agak menonjol, tanggapan pasanhsn nomor urut 1 Akmal Boediarjo dan Rambo Garido (AKRAB) terhadap jawaban pasangan nomor urut 3, Warsito dan Moeljadi (WALI) yang melempar pertanyaan soal smart city. Jawaban WALI ‘dimentahkan’ AKRAB yang menyebut pemerintahan saat ini sudah menjalankan program smart city seperti yang dipaparkan WALI. “Program itu sudah ada saat ini,” kata Akmal Boedianto.

Sementara saat WALI berkesempatan menjadi penanya untuk AKRAB, dipertanyakan langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi banjir. Secara lugas AKRAB menyatakan hampir mustahil mengatasi banjir hingga titik nol. Yang ditawarkan, membuat kampung biopori secara masif. WALI menangggapi dengan menyebut proyek sudetan bisa menjadi solusi jitu.

Segmen selanjutnya, yakni segmen saling lempar pertanyaan antar calon wakil walikota tidak berlangsung seperti aturan main. Calon walikota ternyata masih angkat suara membantu melengkapi jawaban pasangannya tatkala waktu yang tersedia masih ada.

Segmen terakhir, closing statement masing-masing calon tampak hidup lantaran para pendukung diberi kesempatan untuk berkalibrasi dengan meneriakkan yel-yel dan jargon-jargon kemenangan jago mereka. (one)





Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional