Mojokerto-(satujurnal.com)
Sebanyak 31 orang pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto dilepas Sekdakot Gentur Prihantono Sandjojo Putro untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV (Diklat PIM IV) Angkatan 198 Tahun 2018 di Pendopo Graha Praja Wijaya, Jum’at (6/7/2018).
Diklat hasil kerjasama Badan Kepegawaian Daerah dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur dengan metode in class dan off class selama 88 hari
digelar di Gedung Diklat Jalan Raya By Pass Sekar Putih Kota Mojokerto.
Plt. Sekda Gentur dalam sambutannya mengatakan, diklat adalah sebagai ikon yang wajib dilaksanakan bagi ASN yang menduduki jabatan.
"Pesan saya anda harus mengikuti diklat ini dan bisa lulus dengan baik. Untuk bisa menjadi lulus, para peserta harus menjaga kesehatan, semangat tinggi, dan kompak satu angkatan,” katanya.
Gentur juga menyampaikan harapan kepada para peserta diklat, sebagai pejabat struktural dilingkungan birokrasi dituntut untuk menghayati posisi, peran dan tugas di tempat kerja masing masing.
“Tunjukkan keteladanan dalam perilaku, disiplin dan kinerja yang baik serta berupaya meningkatkan wawasan dan ethos kerja,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala BKD Kota Mojokerto Endri Agus Subianto menyampaikan, tujuan digelar diklat adalah untuk membentuk kepribadian dan sikap, dan mempunyai kemampuan dalam memberikan bimbingan dalam pelaksanaan pekerjaan, pengelolaan kegiatan serta mempunyai kemampuan dalam melaksanakan program secara terkoordinasi tertib, efektif dan efisien.
”Selain itu untuk menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan menyamakan visi, dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance),” imbuh Agus.
Sementara itu, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur, Mudjib Afan menjelaskan bahwa ASN saat ini dihadapkan pada berbagai persoalan dan tantangan yang kompleks, mulai dari tingkat lokal sampai dengan yang berskala global.
“Tentu saja berbagai persoalan dan tantangan dimaksud membutuhkan antisipasi yang tepat dan penyelesain yang efektif, baik secara kelembagaan maupun secara individual tidak hanya pada tataran normatif tapi sampai pada tataran operasional,” tutur Mujib.
Menghadapi tantangan itu, lanjut Mujib, inovasi menjadi kata kunci bagi ASN dalam memberikan sumbangsih nyata terhadap pengelolaan pemerintahan yang berkinerja tinggi, pembangunan yang lebih berhasil guna serta pelayanan publik yang lebih prima.
“Inovasi juga merupakan kata kunci untuk meningkatkan daya saing, termasuk daya saing bangsa Indonesia di kancah internasional,” kata Mudjib.
Mudjib menambahkan sejak dua tahun belakangan ini pemerintah melalui lembaga diklat terus mendorong semangat dan karya-karya inovatif, diantaranya melalui proyek perubahan yang merupakan learning product dari diklat kepemimpinan tingkat III maupun Diklat Kepemimpinan tingkat II.
“Demikian pula halnya dengan diklatpim IV ini, para peserta difasilitasi untuk menjadi pemimpin-pemimpin perubahan yang mampu melakukan inovasi. Para peserta diklat ditugaskan untuk menyusun dan sekaligus mengimplementasikan proyek perubahan yang subtansinya bersumber dari lingkungan tempat kerja peserta. Sehingga diharapkan kemanfaatan dan dampaknya langsung bisa dirasakan setelah diklat berakhir,” jelasnya. (one)
Social