Jombang-(satujurnal.com)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, mensinyalir ada unsur kesengajaan dibalik kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram yang terjadi di wilayah setempat dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi B DPRD Jombang, Rochmad Abidin, saat ditemui awak media, Sabtu (25/08/18).
Dia menjelaskan, sulitnya mendapat elpiji bersubsidi ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Rochmad menduga ada permainan pada proses distribusi maupun pasokan yang sengaja dilakukan oknum tertentu untuk meraup keuntungan secara pribadi.
"Tentu ini karena beberapa hal, mungkin yang pertama karena pasokan, yang kedua karena distribusi dan ketiga ada permainan pasar, ini yang harus segera diketahui oleh Pemerintah, karena informasi yang didapat ini bukan hanya terjadi di Jombang saja, dan ini harus disikapi oleh Pemerintah tingkat I dan pusat, karena kelangkaan elpiji ini sangat merugikan masyarakat", kata Rochmad Abidin.
Rochmad meminta Pemerintah segera bersikap. Sebab, jika pasokan terus berkurang dan sulit didapat, sudah dipastikan harga akan ikut melambung tak terkontrol.
Ia menyatakan, dalam waktu dekat, pihaknya juga bakal memanggil Dinas terkait untuk melakukan klarifikasi terkait kelangkaan gas elpiji melon ini.
Sementara, gas epliji ukuran 3 kilogram langka di Jombang, Jawa Timur. Hal ini sudah berlangsung dalam dua pekan terakhir. Warga mengaku sulit mendapat elpiji dan tak jarang harus mencarinya ke luar Desa. Harganya pun kini naik akibat pasokan yang berkurang banyak ditingkat pengecer. Warga dan beberapa pengecer elpiji pun membenarkannya. Kini harganya bisa mencapai Rp. 19 ribu hingga Rp. 21 ribu per tabung. Padahal biasanya hanya Rp. 17 ribu. (tar)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, mensinyalir ada unsur kesengajaan dibalik kelangkaan elpiji ukuran 3 kilogram yang terjadi di wilayah setempat dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi B DPRD Jombang, Rochmad Abidin, saat ditemui awak media, Sabtu (25/08/18).
Dia menjelaskan, sulitnya mendapat elpiji bersubsidi ini sudah sangat meresahkan masyarakat. Rochmad menduga ada permainan pada proses distribusi maupun pasokan yang sengaja dilakukan oknum tertentu untuk meraup keuntungan secara pribadi.
"Tentu ini karena beberapa hal, mungkin yang pertama karena pasokan, yang kedua karena distribusi dan ketiga ada permainan pasar, ini yang harus segera diketahui oleh Pemerintah, karena informasi yang didapat ini bukan hanya terjadi di Jombang saja, dan ini harus disikapi oleh Pemerintah tingkat I dan pusat, karena kelangkaan elpiji ini sangat merugikan masyarakat", kata Rochmad Abidin.
Rochmad meminta Pemerintah segera bersikap. Sebab, jika pasokan terus berkurang dan sulit didapat, sudah dipastikan harga akan ikut melambung tak terkontrol.
Ia menyatakan, dalam waktu dekat, pihaknya juga bakal memanggil Dinas terkait untuk melakukan klarifikasi terkait kelangkaan gas elpiji melon ini.
Sementara, gas epliji ukuran 3 kilogram langka di Jombang, Jawa Timur. Hal ini sudah berlangsung dalam dua pekan terakhir. Warga mengaku sulit mendapat elpiji dan tak jarang harus mencarinya ke luar Desa. Harganya pun kini naik akibat pasokan yang berkurang banyak ditingkat pengecer. Warga dan beberapa pengecer elpiji pun membenarkannya. Kini harganya bisa mencapai Rp. 19 ribu hingga Rp. 21 ribu per tabung. Padahal biasanya hanya Rp. 17 ribu. (tar)
Social