Jombang-(satujurnal.com)
Kelangkaan elpiji
ukuran 3 kilogram terjadi di Jombang, Jawa timur. Hal ini berlangsung sejak dua
minggu terkahir, dimana warga mulai kesulitan mencari elpiji bersubsidi
tersebut.
Sulitnya mendapat stok
elpiji warna hijau inipun dibenarkan oleh salah satu pengecer, Ferdi Eko, asal
Desa Sambong, Jombang. Dia menuturkan, dalam dua pekan terkahir, jatah pasokan
elpijinya dikurangi oleh pihak pangkalan hampir separuh atau sekitar 50 persen
dari sebelumnya.
Bahkan, jika dalam
satu minggu biasanya dia mendapat jatah kiriman sebanyak empat kali, namun,
kini hanya dikirim sekali saja. Selain sulit, harga elpiji juga naik. Kata
Ferdi, ditingkat pengecer, jika biasanya dia menjual dengan dengan harga Rp
17.000 per tabung, kini naik menjadi Rp. 19.000, bahkan ada yang diatas Rp. 20
ribu.
“Diawal-awal sebelum
terjadi kelangkaan itu paling tidak kita dikirim itu satu minggu bisa 3 – 4
kali dengan jumlah per kiriman itu 25 tabung, tapi hari ini kita dijatah hanya
15 tabung itupun hanya satu kali dalam seminggu. 15 tabung itu dengan jangka
waktu yang sangat-sangat pendek, begitu diturunkan diserbu sama tetangga-tetangga
kiri kanan bahkan ada diluar dari Kecamatan lain pas lewat ada tabung mereka
langsung ambil, dalam dua jam langsung habis”, kata Ferdi Eko, Jumat
(24/08/18).
Masyarakat tidak
mengetahi pasti penyebab kelangkaan elpiji bersubsidi ini. Namun, diduga
sulitnya pasokan elpiji ini karena ada beberapa faktor. Diantanya adanya unsur
kesengajaan karena wacana peralihan tabung elpiji ukuran 3 kilogram ke ukurang
5 kilogram dengan tabung berwarna merah muda.
Warga berharap,
kelangkaan ini segera teratasi dan berakhir. Mengingat elpiji kini merupakan
satu-satunya bahan bakar yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. (tar)
Social