Jombang-(satujurnal.com)
Warga yang tinggal di wilayah utara sungai Brantas Jombang mulai resah. Pasalnya, memasuki musim kemarau sejak satu bulan lalu, warga setempat mulai dilanda kekeringan dan krisis air bersih.
Seperti di Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh. Ratusan warga yang tinggal di desa yang notabene berada di kaki pegunungan ini mulai mengeluh karena sumur-sumur mereka mulai mengering.
Kepala Dusun Marmoyo, Sukamto, mengatakan, bencana ini akan terus berlangsung dan semakin parah dalam jangka waktu tiga bulan kedepan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga terpaksa memanfaatkan air yang keluar dari kubangan sungai yang berada tidak jauh dari pemukiman.
Mereka pun terpaksa menggunakan air tidak layak konsumsi itu untuk keperluan measak dan minum jika belum ada bantuan air bersih dari Pemkab Jombang.
“Nanti di bulan September sampai Oktober itu parahnya, sini adanya kan sumur gali, sumur gali itu adanya kalau seperti sawah itu kan tadah hujan, jadi kalau nggak ada hujan ya nggak ada air. Sedangkan bantuan dari PDAM hanya cukup untuk masak, kalau untuk mandi itu ya cari di sungai, sungainya itu dibelakang rumah itu tapi ya gali, setiap galian belum tentu keluar mata airnya”, kata Sukamto, Jumat (10/8/2018).
Menurut Sukamto, sebenarnya kekeringan dan krisis air bersih ini sudah berlangsung selama puluhan tahun setiap kemarau tiba. Namun hingga saat ini, hanya bantuan pasokan air bersih yang diberikan oleh Pemerintah setempat untuk mencukupi kebutuhan warga.
Bantuan itupun masih dianggap belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga selama musim kemarau.
Sebab, bantuan satu tangki air atau sekitar 4000 liter hanya datang tiga kali dalam satu minggu. Itupun harus dibagi untuk sekitar 300 lebih warga di Dua Dusun, Yakni Dusun Randurejo dan Marmoyo.
Warga berharap, Pemerintah kabupaten Jombang segera membuatkan sumur bor dalam hingga sumber air berhasil keluar dengan lancar. "Sebab selama ini, sumur bor yang pernah dibuatkan oleh Dinas terkait sedalam 130 meter pada 2012 silam tidak dapat berfungsi atau mengering," tukas Sukamto. (tar)
Social