Mojokerto-(satujurnal.com)
Ajang berebut hasil bumi dan hasil industri
rumah tangga yang digantung di dahan dan ranting dua pohon keres atau kersen menjadi
pemandangan yang bisa ditemui setiap kali warga Desa Mangelo, Kecamatan Sooko,
Kabupaten Mojokerto menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Mereka menyebutnya ‘Keresan’ untuk menandai
dimulainya tradisi rebutan aneka benda yang digantung diatas pohon setinggi
tujuh meter yang disimbolkan
sebagai pohon yang ada di bumi dan berbuah menyambut kelahiran Nabi Muhammad
SAW tersebut.
Seperti
tradisi keresan yang digelar Senin (20/11/2018) pagi.
Tradisi ini diawali dengan
pawai keliling kampung dan pengajian umum di masjid desa. Usai pengajian, ratusan warga pun bergeser mendekati dua
pohon keres dan bersiap-siap berebut berkah dari pohon keres.
Aneka hasil bumi, sendal, sepatu, tas, topi bahkan pakaian anak-anak dan dewasa yang digantung diantara dahan-dahan pohon keres menjadi incaran untuk direbut. Begitu ajang ‘tarik berkah’ dimulai, aksi saling dorong pun tak terhindarkan. Mereka tak lagi peduli keselamatan diri maupun orang lain.
Sebagian bahkan tampak begitu nekad memanjat pohon untuk berebut mendapatkan berkah yang mereka incar. Tak memakan waktu lama, semua benda yang digantung di pohon keres ludes. Tak sedikit yang membawa lebih dari satu benda. Bahkan ada warga luar desa yang mampu merebut puluhan butir buah kelapa, berlembar pakaian dan sayuran.
Aneka hasil bumi, sendal, sepatu, tas, topi bahkan pakaian anak-anak dan dewasa yang digantung diantara dahan-dahan pohon keres menjadi incaran untuk direbut. Begitu ajang ‘tarik berkah’ dimulai, aksi saling dorong pun tak terhindarkan. Mereka tak lagi peduli keselamatan diri maupun orang lain.
Sebagian bahkan tampak begitu nekad memanjat pohon untuk berebut mendapatkan berkah yang mereka incar. Tak memakan waktu lama, semua benda yang digantung di pohon keres ludes. Tak sedikit yang membawa lebih dari satu benda. Bahkan ada warga luar desa yang mampu merebut puluhan butir buah kelapa, berlembar pakaian dan sayuran.
“Senang-senang saja bisa ikut berebut berkah pohon keres di hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Bukan sekedar hadiah yang kita inginkan, tapi kebersamaan. Soal aksi rebutan sampai saling sikut, justru serunya disitu,” aku Fuad, salah satu warga yang terlibat berebut berkah pohon keres tersebut.
Meski rebutan itu tak
mulus, beberapa tampak terjatuh dan luka lecet. Namun bukan aral untuk terus
berebut. Rupanya, mereka tak
sekedar mengincar benda yang diperebutkan. Mereka pun mengaku ingin mendapat banyak
benda yang diperebutkan untuk kemudian dibagikan ke teman dan kerabat. “Ya agar
sama-sama mendapat berkah dari maulidan (Maulid Nabi Muhammad SAW),” aku Sarni,
warga setempat.
Taufik, salah satu
panitia ‘keresan’ mengatakan, tradisi yang hanya bisa ditemui di desanya merupakan
tradisi yang dilestarikan secara turun temurun. “Tradisi keresan ini untuk
memeriahkan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sudah berlangsung
turun temurun,” katanya seraya menerangkan filosofi pohon kersen dalam tradisi
Maulid Nabi Muhammad SAW. (one)
Social