Mojokerto-(satujurnal.com)
Warga Kelurahan Miji Kecamatan Kranggan dan Kelurahan Prajurit Kulon Kecamatan
Prajurit Kulon Kota Mojokerto yang menempati lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) di bantaran
rel KA resah akan nasib tempat tinggal mereka. Menyusul rencana proyek jalur
ganda (double track) KA di jalur Wonokromo – Jombang.
Achmad
Zaenuri, warga RT 001/RW 004 Prajurit Kulon Gang IV yang menempati lahan PT KAI
di bantaran rel KA menceritakan, dalam sosialisasi terkait rencana pembangunan
double track di pendopo kelurahan Prajurit Kulon 17 Januari 2019 yang ia ikuti,
didapat informasi bahwa proyek itu akan digelar tahun ini juga.
Yang
paling ia khawatirkan, jika bangunan semi permanen di atas bantaran rel KA
bakal yang jadi kediamannya sejak tahun 1990 terdampak proyek double track
hingga harus dibongkar. Sementara, sejauh ini ia tak mendapat kepastikan soal jatah
tempat tinggal di rusunawa di wilayah Kelurahan Prajurit Kulon yang saat ini
tengah dibangun.
"Saya
tidak pernah didata untuk dapat kamar di rusunawa. Saya khawatir tidak dapat.
Saya merasa berhak mendapatkan rusunawa karena saya memang tak punya tempat
tinggal," kata Zaenuri, Senin (28/1/2019).
Sumari,
tetangga Zaenuri pun mengaku senasib dan sama resah. Tukang sepatu yang sudah
menempati rumah di bantaran rel KA lebih dari tiga puluh tahun ini mengaku tak
dapat berbuat banyak. Alih-alih beli rumah, penghasilan sebagai tukang sepatu hanya
cukup untuk menutup kebutuhan sehari-hari tanpa mampu menabung.
Jika
pun kediamannya tergusur proyek double track, tak akan ia melawan, karena ia
menyadari ia hanya numpang lahan.
Harapannya
hanya tertumpuh pada kebijakan pemerintah daerah setempat untuk memberinya
fasilitas kamar di rusunawa.
Sayangnya,
meski pernah dijanjikan Walikota Mas’ud Yunus jika warga penghuni bantaran rel
KA mendapat prioritas menempati rusunawa, namun sampai saat ini ia tak pernah
didata sebagai calon penghuni rusunawa.
"Janji
Walikota lama (Mas'ud Yunus) yang kena doble track didulukan menempati
rusunawa. Namun, sampai saat ini saya belum pernah didata," ucapnya,
lirih.
Kekhawatiran
Zaenuri dan Sumari beralasan. Karena, menurut Plt Kepala Dinas Perumahaan dan
Kawasan Permukiman Kota Mojokerto Mashudi, rusunawas yang dibangun sejak tahun
2017 itu nantinya hanya mampu menampung 58 keluarga. Sementara sampai saat ini
peminat rumah komunal itu sudah mencapai 400 keluarga.
Sunanto,
lurah Miji membenarkan jika puluhan warganya yang berada di sepanjang bantaran
rel KA diantara barat palang pintu KA jalan Mojopahit dan palang pintu KA jalan Brawijaya sudah mendapat sosialisasi dari PT KAI
terkait proyek double track. Namun, sejauh ini masih baru pemberitahuan rencana proyek itu sendiri. Belum ada proses
lain yang dilakukan PT KAI, termasuk rencana pemberian ganti rugi. (one)
Social