Mojokerto-(satujurnal.com)
Atap dan selasar ruang kelas VII di MTs
Bahrul Ulum, Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, roboh saat kegiatan
belajar mengajar tengah berlangsung, Jum’at (8/2/2019) sekitar pukul 7:30 WIB.
Ambruknya
atap membuat genting dan material lain berserakan menimpah seisi ruang kelas.
Puluhan siswa dan seorang guru sontak
berhamburan keluar menyelamatkan diri. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam
kejadian tersebut.
Aryati, salah seorang wali murid
menceritakan, sebelum atap roboh terdengar suara retakan dari langit-langit
kelas. Selang beberapa detik, atap kelas roboh.
“Ketika mendengar suara retakan, para
siswa langsung berhamburan. Beberapa dari mereka berhasil keluar ruangan.
Sedang siswa lain ada yang tertimpa retuntuhan atap,” ujarnya.
Saat ambruk, para siswa panik seraya
menutupi kepala, ada yang berhamburan keluar kelas dan sebagian lainnya beringsut
di bawah bangku untuk berlindung. Setelah itu, para guru yang ada di luar
berlarian ke arah kelas VII berusaha menolong para siswa.
Akmad Sofwan, kepala sekolah MTs Bahrul
Ulum mengatakan, saat insiden atap runtuh, di ruang kelas itu terdapat 22 siswa
dan seorang guru. 9 siswa dan seorang guru yang mengalami luka luka dan
langsung di evakuasi ke Puskesmas yang berada di depan sekolah.
Tiga siswa di antaranya bahkan harus
dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka cukup serius di bagian kepala
dan tangan. Dua siswa dirujuk ke RS Gedeg, Kabupaten Mojokerto dan satu siswa
di rujuk ke RS Reksa Waluyo, Kota Mojokerto.
Soal kondisi bangunan, Sofwan
mengatakan, sejak dibangun tahun 2007 silam, ruang kelas itu relatif tak
tersentuh rehabilitasi.
“Ruang
kelas VII memang pernah direnovasi sedikit tahun 2017. Setelah itu sampai
sekarang belum direhab lagi,” ungkap Sofwan kepada wartawan, Jumat (8/2/2019).
Namun Shofwan mengatakan, selama ini
tidak menemukan tanda janggal yang menunjukkan atap akan ambruk. Hal ini bisa
dilihat dari beberapa kayu yang berserakan di ruang kelas, tidak ada puing kayu
atap yang nampak rapuh.
“Kondisi bangunan di ruang kelas VII
cukup bagus. Malah bangunan kelas VIII dan XI ini lebih tua 2 sampai 3 tahun
tetapi baik-baik saja,” tuturnya.
Untuk menghilangkan trauma, siswa kelas
VII Sabtu besok diliburkan. Mereka akan kembali belajar hari Senin (11/2/2019).
Karena jumlah ruang kelas yang terbatas, untuk sementara mereka akan belajar di
musholla sekolah. (one)
Social