Mojokerto-(satujurnal.com)
Warga
Kota Mojokerto kini tidak saja dihadapkan pada ancaman penyakit demam berdarah
dengue (DBD), namun harus juga mewaspadai invasi penyakit malaria. Ini setelah
Dinas Kesehatan setempat mengungkap jika salah satu warga positif menderita penyakit
serius dan mematikan itu.
“Kalau demam berdarah hanya disebabkan oleh
aedys aegypti yang ada di lingkungan bersih, setelah bertahun-tahun di Kota
Mojokerto tidak ada kasus malaria, sekarang muncul lagi,” ungkap Kepala Dinas
Kesehatan Kota Mojokerto, Christina Indah Wahyu, saat rapat dengar pendapat
(RDP) dengan DPRD Kota Mojokerto di ruang sidang Dewan, Rabu (6/2/2019).
Kasus
penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk malaria atau anopheles ini,
menurut Indah, dibawa seorang relawan warga Kota Mojokerto yang pulang dari
kawasan gempa Palu, Sulawesi Selatan.
“Warga
yang positif menderita penyakit malaria tersebut adalah warga lingkungan Kedung
Sari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari yang pulang dari dari
kawasan gempa Palu, Sulawesi Selatan membawa ‘oleh-oleh’ (penyakit malaria),” ungkapnya.
Warga
yang tidak disebut jatidirinya tersebut, ujar Indah Wahyu, menjadi pasien RSU
Dr Wahidin Sudiro Husodo sejak 25 Januari 2019 lalu.
“Kita
tahu malaria itu lebih ganas daripada DBD. Saya justru sangat kawatir, kalau
kita membiarkan pasien (malaria) ini tertangani saja seolah-olah sembuh,
padahal malaria ini tidak bisa di-justifikasi satu dua bulan,” tekannya.
Maka,
katanya lebih jauh, kita memang harus waspada. Bukan hanya soal penanganan
nyamuk aedes aegypti namun juga nyamuk anopheles betina, karena kita punya
pasien dengan hasil pemeriksaan lab positif malaria.
“Ini
yang justru membuat saya kerja keras. Ngeri kalau nanti tiba-tiba saja ternyata
bukan hanya DBD saja yang mewabah, tapi penyakit malaria yang sangat mengerikan
itu,” cetusnya.
Munculnya
penyakit malaria, ujar Indah, harus jadi perhatian semua pihak. Apalagi nyamuk
anopheles itu berada di luar rumah. Sangat dimungkinkan warga lain juga menjadi
sasaran gigitan nyamuk anopheles betina yang membawa bibit parasit plasmodium
itu.
"Penyakit
malaria yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
(plasmodium) yang ditularkan nyamuk anopheles akan berkurang apabila masyarakat
bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, sehingga tidak ada celah atau
nyamuk bersarang dan berkembangbiak di lingkungan sekitar," tukasnya. (one)
Social