Walikota Bakal Kemas Kirab Budaya Berlatar Spirit of Mojopahit - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Walikota Bakal Kemas Kirab Budaya Berlatar Spirit of Mojopahit

Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota  Mojokerto Ika Puspitasari menjanjikan akan mengemas kirab budaya menyambut tahun baru Imlek mendatang lebih meriah dan lebih berkualitas. 

"Kegiatan kirab budaya dengan tema Pawai Harmoni Kebangsaan tahun ini yang ke sembilan. Di tahun yang akan datang, kita harapkan lebih meriah lagi dan semakin banyak yang terlibat," kata Ning Ita saat memberi sambutan pelepasan peserta kirab budaya di halaman Klenteng Hok Sian Kiong,  jalan Residen Pamuji,  Kota Mojokerto, Minggu (17/2/2019).

Diharapkan pula,  potensi seni dan kreativitas dalam mempertahankan sejarah maupun budaya yang disajikan peserta kirab budaya mampu menjadi daya tarik wisatawan seluruh daerah maupun mancanegara dan menjadi ajang pemersatu budaya bangsa.

Meski kirab budaya itu merupakan wilayah budaya Tionghoa yang jadi agenda tahunan Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Sian Kiong, namun Ning Ita,  panggilan akrab Ika Puspitasari, akan menjadikan kirab budaya sebagai paket wisata dengan city branding yang ia usung yakni 'Spirit of Mojopahit' 

“Kami punya kewajiban menghormati saat pihak klenteng merayakan, ini luar biasa. Saya juga ingin membangkitkan kembali kejayaan Majapahit di bumi Mojokerto tidak hanya kota tapi juga kabupaten sehingga kita bersinergi. Karena kita bagian dari sebuah kerajaan sehingga tahun ke tahun semakin berkwalitas,” cetusnya.

Sementara, Wakil Ketua Yayasan  TITD Klenteng Hok Sian Kiong, Gede Sidartha mengatakan, sejak kirab budaya digelar tahun 2012, tahun ini terbilang yang paling meriah. 

"Tahun ini (kirab budaya) luar biasa, " ujar Gede. 

Hal ini, lanjut dia, tidak lepas dari keterlibatan dan partisipasi Pemkot dan Polres Mojokerto Kota. 

"Peserta kirab kurang lebih ada 30 dan melibatkan 1.600 peserta," imbuhnya. 

Dikatakan Gede,  kemeriahan perayaan Imlek tidak bisa dilepaskan dari sosok Abdurrahman Wahid, Presiden keempat RI yang akrab disapa Gus Dur.

"Sebagai warga Thionghoa, kami mengucapkan terima kasih kepada Gus Dur yang telah mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967,” katanya.

Dalam Inpres itu masyarakat etnis Tionghoa dilarang merayakan Imlek secara terbuka. 

Inpres itu dicabut dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000. Keppres itu kemudian menjadikan etnis Tionghoa mulai merayakan Imlek secara terbuka.

Atas kebijakan dan pemikirannya yang terbuka, Gus Dur pun mendapat gelar sebagai "Bapak Tionghoa Indonesia".

Gus Dur juga dinilai telah berjasa menjadikan semua warga negara menjadi setara.

“Penetapan Imlek sebagai hari libur Nasional baru dilakukan pada tahun 2003 saat Presiden Megawati Soekarnoputri menyampaikan penetapan tersebut dalam Peringatan Nasional Tahun Baru Imlek 2553 pada 17 Februari 2002,” tukasnya.

Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Sigit Dany Setiono mengatakan, perayaan Imlek yang kental dengan budaya Indonesia diharapkan menjadi miniatur gambaran harmoni berbudaya dan berbangsa semakin berada di Indonesia.

"Semoga kegiatan seperti ini dapat memberikan manfaat pada masyarakat Kota Mojokerto. Memperkokoh persatuan dan kesatuan serta bisa meneruskan apa yang sudah ditanamkan Gus Dur, " ujarnya. 

Sementara itu,  dalam kirab budaya 
menyambut tahun baru Imlek 2070 yang dihelat Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Sian Kiong bersama Pemkot Mojokerto dan Polres Mojokerto Kota melibatkan ribuan orang 

Aktualisasi antara budaya Tionghoa, Jawa dan Islami tercermin dalam kegiatan yang diikuti 30 peserta dari kelompok kesenian Barongsai dan Liong, Wushu, kesenian Reog, Ondel-ondel, drumband dan pawai ta’aruf sejumlah sekolah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Gus Yuk Kota Mojokerto juga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Lesbumi dan Gusdurian  hingga club mobil Jeep.

Kirab budaya menyambut peralihan memasuki Tahun Babi Tanah pada penanggalan China tersebut, mengambil start dan finish di area Klenteng Hok Sian Kiong, jalan Residen Pamuji.  

Sepanjang jalur kirab, dari Residen Pamuji, jalan Letkol Sumarjo, jalan WR Supratman, jalan Mojopahit, jalan Bhayangkara, jalan Gajahmada, jalan Cokroaminoto, jalan PB Sudirman, penonton dihibur atraksi favorit Barongsai dan Liong. Selain atraksi yang dilengkapi dengan tabuhan tambur, kenong dan grenjeng tersebut, seni bela diri Wushu dan seni tradisional Reog serta suguhan drumband dan pawai taaruf mampu  menjadi magnet bagi ribuan penonton yang menyeruak sepanjang jalur kirab. (one) 

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional