Mojokerto-(satujurnal.com)
Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menyinggung bahaya radikalisme dan upaya
melawan paham radikal saat memberi sambutan dalam peringatan Isra Mijraj dan doa
bersama yang digelar SMP Islam Brawijaya Kota Mojokerto, Sabtu (30/3/2019).
“Saya berharap kepada SMP Brawijaya sebagai sekolah yang berbasis agama
akan mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang akan mampu memerangi
berbagai tantangan jaman, khususnya hal-hal yang bersifat radikalisme,” kata
Ika Puspitasari.
Ia pun mengajak bersama-sama membentengi NKRI dari upaya-upaya
memecahbelah dari dari gerakan kelompok radikal dan anti-toleransi.
"Tidak akan disebut Indonesia kalau tidak ada suku Jawa, suku
Sunda, Batak dan sebagainya. Begitu juga dengan agama, Indonesia tidak hanya
miliknya umat Islam, tapi ada Nasrani, ada Budha, Hindu, Konghucu dan mereka
semua adalah saudara kita, saudara sesama warga Negara Indonesia,” cetusnya.
Maka, lanjut walikota yang akrab disapa Ning Ita tersebut, saya
berpesan kepada seluruh yang hadir di sini, mari kita bergandengan tangan, mari
kedepankan toleransi, mari kita ajarkan anak-anak kita untuk menganggap yang
ada diseluruh bumi Indonesia ini adalah saudara.
“Dengan begitu seluruh bentuk fitnah, bentuk ujaran kebencian, berita
hoaks tidak akan mampu meracuni atau bahkan memecah belah kesatuan negara ini,”
ujar Ning Ita.
Doa bersama digelar sekolah berbasis agama Islam ini untuk kelancaran
siswa kelas 3 yang akan menghadapi ujian akhir. Pihak sekolah juga mengundang
seluruh wali murid kelas 3 untuk bersama-sama mendoakan agar anak-anak mereka
lancar dalam menempuh ujian akhir.
“Belajar hanyalah salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan. Yang
terpenting adalah doa restu orang tua, karena restu orang tua adalah restu
Allah,” ingatnya.
Kesuksesan, katanya lebih lanjut, tidak bisa diperoleh dengan jalan
instan, tetapi berjenjang dan melalui proses. “Kalau telah melalui proses
dengan baik maka hasil yang akan kalian peroleh akan sesuai dengan yang
diharapkan,” serunya.
Dalam kesempatan itu, Ning Ita yang didampingi suami, Supriyadi Karima
Saiful serta Kepala Dinas Pendidikaan Kota Mojokerto Amin Wachid juga menyampaikan
bahwa pemerintah Kota Mojokerto telah memanfaatkan 20 % anggaran untuk dana
pendidikan yang diwujudkan dengan pendidikan gratis, angkutan gratis dan
seragam gratis. (one)
Social