Mojokerto-(satujurnal.com)
Festival
Mojotirto dihelat Pemkot Mojokerto selama dua hari, 22 – 23 Maret 2019.
Persiapan
festival, menurut Kabag Humas Pemkot Mojokerto, Choirul Anwar, sudah hampir
seratus persen. “Insya Allah siap digelar,” terangnya, Kamis (21/3/2019).
Setidaknya
dua pekan terakhir ASN Pemkot Mojokerto dibantu sejumlah stakeholder mulai
menggarap paket lengkap yang dirangkai menjadi sebuah festival budaya itu.
Ribuan anak dan remaja milenial serta orang dewasa akan dilibatkan dalam
prosesi yang dikemas dalam kearifan lokal melalui ritual-ritual yang konon
hanya bisa dijumpai di tlatah Mojopahit.
Menurut
Anwar, pembukaan Mojotirto Festival 2019, hari Jum’at besok pukul 13.30 WIB, di
bawah jembatan Rejoto. Area yang disiapkan selebar 40 meter.
Mengiringi
prosesi pembukaan, digelar kenduri dan larung banyu. Lalu kirab Mojopahit, Tari
Bedoyo Air, Macapat, Tabur Benih Ikan dan Demo Perahu Naga.
Beragam
acara disuguhkan dalam festival yang digelar di atas jembatan Rejoto dan
bantaran sungai Kotok, di wilayah
Kecamatan Prajurit Kulon ini.
Dipilihnya
jembatan Rejoto sebagai sentral festival lantaran festival yang digagas
Walikota Mojokerto Ika Puspitasari ini digelar bersamaan dengan Hari Air Sedunia,
yang jatuh setiap tanggal 22 Maret.
Ragam
budaya yang melegenda di Kota Mojokerto bakal bisa ditemui pengunjung festival di
hari kedua. Ada lomba permainan tradisional, lomba bercerita dan lomba dayung.
Nuansa
Mojopahit menjadi tema sentra festival yang juga menyajikan bazar ‘pasar
tradisional’ dengan ragam kuliner produk akulturasi budaya, seperti kudapan
onde-onde yang konon berasal dari Cina. Juga aneka minuman dan jajanan yang
mungkin jadi kuliner langka saat ini, seperti tiwol yang sejatinya jadi warisan
di Kota Mojokerto. Dipastikan pula, kuliner yang disajikan dalam festival
olahan emak-emak dari delapan belas kelurahan ini sangat ramah anak.
Akan
banyak hal yang bisa membangkitkan kenangan selama berlangsungnya festival. Pun
anak-anak dan remaja milenial dapat menikmati festival yang juga menyediakan
spot swafoto, juga aneka permainan menarik untuk segala usia. Akan ada pula
lomba mewarnai dan loba musikalisasi.
Tidak
saja akan kian merekatkan antar generasi, festival yang kali pertama dan
diharapkan jadi agenda wisata ini pun bisa jadi ajang transfer ilmu. Ada
nilai-nilai kecintaan terhadap alam yang ditularkan dalam festival ini. Karena
sebelum festival dibuka, digelar ‘Prokasi Serentak’, yakni program kali bersih
atau bersih-bersih sungai Kotok secara massal.
Kesenian
tradisional Ludruk menjadi penyaji terakhir. Kesenian yang kian sepi penikmat
ini akan unjuk panggung hari Sabtu, mulai pukul 19.30 WIB hingga 24.00 WIB. (one)
Social