Dewan Minta Eksekutif Kaji Ulang Pakaian Khas Daerah - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Dewan Minta Eksekutif Kaji Ulang Pakaian Khas Daerah

Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Junaidi Malik

Mojokerto-(satujurnal.com)
DPRD Kota Mojokerto meminta Walikota mengkaji kembali pemberlakukan pakaian khas daerah bermotif batik rengkik yang sudah diberlakukan sejak empat tahun silam. Tidak saja menilai minor pakaian khas daerah yang sudah diberlakukan sebagai pakaian kerja ASN Pemkot Mojokerto tersebut, bahkan sejak awal digulirkan para legislator daerah sudah menunjukkan ketidaksetujuannya.

“PKRKM (Pakaian Khas Rakyat Kota Mojokerto) sebaiknya dikaji dan diteliti kembali. Kami harapkan Pemkot Mojokerto menggali dari para sejarawan, akademisi untuk mempelajari bagaimana sebenarnya yang pantas dan sesuai dengan ciri khas pakaian Kota Mojokerto, " kata Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Junaidi Malik, Kamis (27/6/2019).

Model pakaian yang disoal Dewan itu dipengaruhi budaya Cina, Arab dan Majapahit. Motif batik ikan rengkik diambil karena jenis ikan ini merupakan ikan yang hidup di sungai Brantas.

PKRKM untuk pria dipadu songkok encik-encik atau songkok Cing Ho warna hitam dihiasi batik rengkik warna orange. Busana pria, model beskap Jawa Timuran. Modifikasi Jawa Timur, Cina dan Arab. Cina diwakili oleh kancing dan kerah sanghai mewakili busana khas Jawa Timur.

Kancing berjumlah 5 melambangkan jumlah sila pada Pancasila. Celana warna hitam yang mewakili ciri kemandirian serta kesederhanaan. Busana wanita merupakan modifikasi kebaya berenda model encim (Cina).

Model kebaya Jawa Timur yang mempunyai ciri khas renda dan model kancing dalam. Bawahan untuk wanita memakai jarik batik motif rengkik warna orange.

Menurut Juned, sapaan Junaidi Malik, peraturan walikota yang mengatur kewajiban PNS mengenakan batik rengkik itu terkesan dipaksakan. Karena sejak awal pakaian khas daerah itu disosialisasikan di sejumlah kesempatan formal, banyak anggota dewan yang tak menyetujuinya.

’’Karena sudah dibawa ke mana-mana, makanya dipaksakan sekali perwali ini. Namun saya tetap tidak sepakat,’’ ungkap Juned.

Desakan kaji ulang pakaian khas daerah itu rupanya mendapat respon positif Walikota Ika Puspitasari. 

“Ada kesanggupan dari eksekutif untuk melakukan kaji ulang melalui Balitbang. Kita harapkan segera bisa ditindaklanjuti. Karena untuk menggali dan menentukan pakaian khas daerah melalui proses panjang. Butuh kajian secara multidimensi,” tukas politisi PKB tersebut. (one/adv)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional