(doc.istimewa) |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Keberhasilan Kabupaten Sumenep menekan angka nikah dini dengan menggerakkan secara masif kader Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang menyuarakan program generasi berencana (GenRe) menarik perhatian Komisi III DPRD Kota Mojokerto saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di kabupaten terujung di pulau Madura itu, Kamis (27/2/2020).
“Turunnya angka pernikahan dini dan kelahiran di Kabupaten Sumenep dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari peran aktif kader-kader PIK-R yang menyuarakan penolakan terhadap narkoba, pergaulan bebas dan menikah pada usia dini,” kata Sunarto, Ketua DPRD Kota Mojokerto yang juga koordinator Komisi III.
Berdasarkan hasil survey nasional, ujar Sunarto, angka kelahiran di Kabupaten Sumenep sangat rendah. “Tentu ini merupakan keberhasilan yang perlu ditiru,” tandasnya. ,
Menurutnya, pencegahan pernikahan dini atau pendewasaan usia perkawinan melalui program GenRe yang dilakukan kader PIK-R Sumenep bisa dijadikan referensi bagi kader serupa di Kota Mojokerto.
“Kita banyak mendapat informasi dan wawasan yang bisa diterapkan di Kota Mojokerto, utamanya tentang strategi PIK-R dalam mempromosikan program GenRe,” imbuhnya.
Generasi muda, lanjut Itok, sapaan karib politisi senior PDI Perjuangan tersebut, harus punya wawasan GenRe.
“Program GenRe bisa jadi solusi bagi polemik dunia remaja. Program ini mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pra nikah dan NAPZA guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa" katanya diplomatis.
Ditambahkan, permasalahan kesehatan reproduksi remaja di Kota Mojokerto harus menjadi perhatian khusus semua pihak. Namun yang perlu ditekankan, bahwa Kota Mojokerto yang kini menyandang predikat ‘kota layak anak’ harus lebih banyak berbuat agar keluar dari akar masalah yang jamak terjadi, yakni kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran remaja untuk mencapai sehat secara reproduksi.
“Strategi dan optimalisasi PIK-R yang diterapkan Pemkot (Mojokerto) cukup baik. Namun kompleksnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja mengharuskan pemerintah daerah harus mengambil langkah-langkah yang strategis dan optimal. Strategi dan optimalisasi PIK-R yang tepat akan mampu mereduksi permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi,” kata Itok.
Diingatkan, bukan hanya pemerintah, masyarakat juga harus menjadi pendukung. Dukungan masyarakat terhadap PIK-R bergantung pada kesadaran masyarakat terhadap keberadaan PIK-R dan kesadaran masyarakat tentang wawasan kependudukan.
Orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk pengembangan remaja baik preventif maupun responsif, terang Itok lebih jauh, sebaiknya memiliki pemahaman dan kesedaran perilaku berwawasan kependudukan dan mendukung remaja untuk terlibat pada kegiatan-kegiatan yang positif melalui PIK-R.
Dewan, kata Itok, siap mendorong serta menjembatani program-program yang diusung PIK-R.
“PIK-R harus didukung dengan baik. Karena sebanyak apa pun program yang kita susun, seintensif apa pun kegiatannya, tanpa ada intervensi yang sungguh-sungguh oleh pemangku kepentingan, hasilnya akan kurang maksimal,” tukasnya.(one/adv)
Social