Abdul Gani, Mantan Walikota Mojokerto Tutup Usia - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Abdul Gani, Mantan Walikota Mojokerto Tutup Usia

Mojokerto-(satujurnal.com)
H. Abdul Gani Soehartono, Walikota Mojokerto dua periode, 2003 – 2008 dan 2008 – 2013 berpulang, Kamis (11/6/2020) malam, dalam usia 68 tahun.

Abdul Gani, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 10 Juli 1952 meninggal dunia karena serangan jantung di kediamannya, Jalan Benteng Pancasila Kav 9-10, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto

Meninggalnya birokrat yang menjadi pendobrak kebekuan pembangunan di Kota Mojokerto itu tak syak memukul batin banyak orang.

Tidak saja keluarga, sejawatnya, kalangan eksekutif dan legislatif, politisi, masyarakat pun kehilangan sosok yang dikenal akrab dengan kalangan media ini.

"Kita kehilangan sosok bapak dan kita doakan yang terbaik untuk Almarhum. mohon doanya masyarakat Kota Mojokerto," ujar Kabag Humas Protokol Pemkot Mojokerto, Hatta Amrullah.

Hatta yang pernah menjadi ajudan Abdul Gani diperiode kedua kepemimpinannya mengenal almarhum sebagai pribadi yang baik.

"Dalam ingatan saya, almarhum cenderung paling senang berkumpul bersama warga dan suka bercanda dengan masyarakat," ujarnya.

Kesan paling kuat yang diutarakan beberapa orang, bahwa Abdul Gani adalah birokrat yang inspiratif.

“Legacy yang ditinggalkan almarhum bisa jadi teladan,” kata salah seorang pejabat Pemkot Mojokerto yang mengaku banyak belajar dari suami Dwi Astuti Abdul Gani yang mengendalikan Kota Mojokerto selama satu dasawarsa itu.

Langkah pembangunan yang ditapaki Abdul Gani menjadikan Kota Mojokerto tidak hanya sebagai kota penyanggah, namun menjadi kota yang diperhitungkan karena pembangunannya.

Ia berhasil menuntaskan pembangunan RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo,  melakukan pelebaran jalan di jalan Benteng Pancasila sekaligus menjadikan kawasan perdagangan baru. PKL di kawasan Alun-alun dan di jalan Joko Sambang yang bertahun-tahun sulit direlokasi ia geser tanpa resistensi di kawasan yang kini akrab disebut Benpas itu.

Di bidang kesehatan masyarakat, program kesehatan gratis dan program PSN (pemberantasan sarang nyamuk) melambungkan nama Kota Mojokerto sebagai daerah pelopor yang mampu meredusir secara tajam kasus-kasus DBD hingga berada di titik nol. Di bidang pendidikan, program sekolah gratis dan program wajib belajar 12 tahun ia gulirkan, jauh sebelum akhirnya pemerintah pusat mengusung program yang sama.

Di bidang ekonomi, ia mendirikan bank syariah. Salah satu alasan yang ia kemukakan, lantaran terusik dengan maraknya praktik bank titil.

Di bidang seni dan budaya, pria yang biasa tampil dan menebarkan senyumnya yang ramah khas orang Jawa ini memperkuat Dewan Kesenian Kota Mojokerto dengan menempatkan istrinya sebagai ketua, dan sejumlah elit Pemkot Mojokerto dilibatkan aktif pada wadah seniman dan budayawan itu.

Bahkan, di tahun 2009  ia juga berencana membangun monumen Mbah Surip, seniman Mojokerto yang sempat melejit namanya lewat lagu ‘Tak Gendong’, kendati akhirnya pupus lantaran banyak faktor.

Persepsi masyarakat kian positif terhadap kiprah Abdul Gani Soehartono. Ini lantaran birokrat yang pernah menjelajah dunia politik praktis dan menjadi anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur itu berhasil mensejajarkan Kota Mojokerto dengan kota maju lainnya.

Walikota ke 16 dalam sejarah Pemerintahan Kota Mojokerto dengan gaya kepemimpinannya yang luwes itu disebut banyak pihak telah memberi transformasi signifikan di berbagai bidang pada masyarakat Kota Mojokerto

“Selamat Jalan Pak Gani”. Ucapan itu banyak bertebaran di media sosial dan grup WA untuk Walikota Mojokerto yang didampingi Hendro Suwono di periode pertama dan Mas’ud Yunus di periode kedua yang banyak memberi inspirasi dan teladan nyata, mengubah kehidupan banyak orang menjadi lebih baik karena lecutan semangatnya. (one)



Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional