Peringati Harla Pancasila di Sekolah Sukarno Kecil - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Peringati Harla Pancasila di Sekolah Sukarno Kecil

Mojokerto-(satujurnal.com)
Untuk pertama kalinya, upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, digelar secara virtual, sebagai dampak dari Pandemi Covid19.

Walikota Mojokerto Ika Puspitasari, memperingati hari lahirnya Pancasila dengan upacara secara virtual yang terhubung secara langsung dengan pemerintah pusat dan provinsi.

Jumlah peserta juga dilakukan pembatasan dengan mematuhi protokol kesehatan. Prosesi upacara hanya diikuti kalangan pejabat dari kepala organisasi perangkat daerah (OPD), kepala bagian (kabag), camat, dan lurah.

Nuansa pun beda, lantaran digelar di halaman sekolah SDN Purwotengah, sekolah yang awal berdirinya bernama Tweede Inlandsche School atau Sekolah Ongko Loro untuk anak-anak bumiputra, tempat Sukarno kecil menempuh pendidikan dasar tersebut. SDN Purwotengah yang sedang dalam proses restorasi sebagai cagar budaya.

"Kami sengaja memperingati hari lahirnya Pancasila di SD Negeri Purwotengah, sekolah masa kecilnya Bung Karno sewaktu tinggal di Kota Mojokerto, sebagai wujud ungkapan syukur kepada beliau, karena telah melahirkan dasar negara Indonesia. Sekaligus mengenalkan kepada seluruh masyarakat dan generasi penerus, bahwa presiden pertama Indonesia, pernah tinggal di kota ini," kata Ning Ita, sapaan akrab walikota.

Proklamator dan Presiden Pertama RI pencetus Pancasila itu, ujar Ning Ita, menghabiskan masa kecilnya di Kota Mojokerto.

Menurut Ning Ita, setelah lulus dari Sekolah Ongko Loro, Sukarno melanjutkan ke Europesche Lagere School (ELS) pada tahun 1911. Gedung ELS tempat Sukarno belajar dulu, kini masih berdiri kokoh di Mojokerto. Bangunan Belanda yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya itu kini difungsikan sebagai gedung SMPN 2 Kota Mojokerto.

Selain dua sekolah tersebut, masih ada tempat bersejarah lainnya yang menjadi rumah tinggal bagi Sukarno kecil yang tinggal di Kota Mojokerto mulai tahun 1907 hingga 1917. Namun, keberadaan rumah tinggal tersebut kini telah beralih fungsih menjadi pertokoan.

 "Keluarga Bung Karno pernah tinggal di salah satu sudut jalan, yang saat ini kita kenal dengan Jalan Gajahmada. Tepatnya di sekitar perempatan Jalan Gajahmada dengan Jalan Residen Pamuji (perempatan pasar). Tapi sayangnya, saat ini kediaman keluarga beliau telah beralih fungsi menjadi kawasan pertokoan," ujarnya.

Beberapa tempat di Kota Mojokerto, sambung Ning Ita, juga meninggalkan jejak keseharian Sukarno kecil.

“Pancasila harus terus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita. Nilai yang bekerja dalam kebijakan dan keputusan pemerintah. Nilai yang hidup terus bergelora dalam semangat rakyat Indonesia,” katanya.

Semangat kegotongroyongan yang didasari nilai-nilai luhur Pancasila harus kita teguhkan. Seluruh elemen masyarakat harus bersama bergandengan tangan untuk saling tolong-menolong dalam menghadapi pandemi Covid-19.


"Kita harus tetap bertahan dalam kondisi serba keterbatasan ini. Dan semangat kegotongroyongan itu lah yang harus menjadi kekuatan kita bersama. Semuanya saling membantu menguatkan untuk bangkit bersama," kata Ning Ita. (one/hms)

Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional