Mojokerto-(satujurnal.com)
Inovasi Gerbang Layanan Informasi
Terpadu dan Terintegrasi (Gayatri) yang dikembangkan Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto, masuk dalam Top 99 Pelayanan Publik Tingkat Nasional. Inovasi
berbasis pelayanan kepada masyarakat tersebut, dipaparkan langsung oleh Wali
Kota Mojokerto Ika Puspitasari, dihadapan Tim Panel Independen (TPI) Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020 dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) secara virtual, hari ini
(9/7/2020).
Inovasi Gayatri milik Kota Mojokerto,
sebelumnya harus bersaing dengan 2.250 inovasi dari kementerian, lembaga, badan
usaha milik negara (BUMN), pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan
pemerintah kota se-Indonesia. Melalui seleksi ketat, Kota Mojokerto berhasil masuk
menjadi salah satu nominasi dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dan kelompok
KIPP bersama 11 kabupaten/kota di Jawa Timur. Seperti, Kabupaten Banyuwangi,
Gresik, Jombang, Kediri, Lamongan, Nganjuk, Pacitan dan Pamekasan. Serta dari
Kota Surabaya dan Kota Malang.
Pada kesempatan tersebut, wali kota
perempuan pertama di Mojokerto ini menjelaskan permasalahan utama di daerah
yang menyangkut masyarakat dalam bidang kesehatan. Dimana, pada mulanya masih
banyak masyarakat yang kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan, sehingga
tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Hal tersebut pun, berdampak
pada pemerintah daerah dalam melakukan pendataan karena kurangnya data sosial,
ekonomi, kesehatan serta sumber daya manusia (SDM) belum valid dan tidak
terinventarisir dengan baik. Sehingga potensi masyarakat tidak dapat
termonitor.
"Untuk itu, kami menciptakan
inovasi Gayatri agar masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan yang
cepat dan tepat. Dalam hal ini, kami memberdayakan para kader kesehatan
sebanyak 1.625 orang untuk mendata setiap harinya. Satu orang kader kesehatan,
mampu membawahi 20 sampai 30 orang sekaligus. Nah, kader cukup melaporkan
dengan menggunakan NIK dan KK warga pada aplikasi Gayatri beserta keluhannya.
Misalnya warga tersebut butuh petugas medis, kader cukup melaporkan melalui
Gayatri, nanti akan ada tim dari pukesmas yang akan mendatangi rumah warga
tersebut," jelas Ning Ita, sapaan akrab wali kota.
Tidak hanya kader, lanjut Ning Ita,
masyarakat Kota Mojokerto pun dapat mengakses aplikasi Gayatri secara mudah
melalui smartphone masing-masing. Karena, dalam satu aplikasi Gayatri
masyarakat dapat memanfaatkan berbagai keunggulan fasilitas kesehatan di Kota
Mojokerto. Mulai dari, mendapatkan antrean pemeriksaan di rumah sakit atau
puskesmas, terdapat fitur layanan pengingat waktu kontrol bagi pasien yang
menderita penyakit, dan masih banyak layanan pendukung lainnya dalam bidang
kesehatan yang dapat dimanfaatkan masyarakat. "Di era pandemi seperti saat
ini, sangat efektif sekali memantau komunikasi dua arah antara tenaga kesehatan
dengan ODR, OTG, ODP dan confirm yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah,
karena Geotagging memuat nama, alamat dan status Covid-19," imbuhnya.
Ning Ita pun berharap, nantinya inovasi
Gayatri dapat lolos ke tahap selanjutnya atau masuk dalam Top 45 Inovasi
Pelayanan Publik tingkat nasional, sehingga inovasi Gayatri milik Kota
Mojokerto dapat didaposi atau dikembangkan oleh daerah-daerah lain dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kedepan, inovasi Gayatri
akan terus dikembangkan dengan penambahan berbagai fitur unggulan lainnya.
Seperti, pengembangan fitur aplikasi untuk sarana pelayanan kesehatan dan
meningkatakn kapasitas server, keamanan data dan enkrips data. "Ini merupakan
fondasi pembangunan Pemerintah Kota Mojokerto dari masyarakat untuk masyarakat,
mari berkarya, maju melangkah ayo berbenah untuk Kota Mojokerto yang berdaya
saing, mandiri, demokratis, adil, makmur, sejahtera dan bermartabat,"
tegasnya.
Sementara itu, inovasi Gayatri pun
mendapatkan banyak apresiasi dari para Tim Panel Independen (TPI) Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020. Tak sedikit, para panelis
memberikan masukan untuk penambahan fitur pada aplikasi Gayatri akan lebih
menarik dan maksimal dalam pemanfaatanya. Salah satunya adalah fitur pemantauan
pendidikan pra-nikah yang dapat mencegah laju terjadinya stunting. Sehingga
ketika aplikasi Gayatri diajukan ke tingkatan yang lebih tinggi, maka telah
mencakup secara keseluruhan dari keunggulan aplikasi Gayatri, salah satunya
terkait stunting. Masukan ini pun, ditanggapi baik oleh Ning Ita.
"Terimakasih atas masukkanya, akan segera kami tindaklanjuti,"
imbuhnya. (hms/adv)
Social