Mojokerto-(satujurnal.com)
Pimpinan
dan anggota DPRD Kota Mojokerto kembali memasuki masa reses di bulan Juli 2020
ini. Reses atau jaring aspirasi masyarakat merupakan forum pertemuan antara
anggota Dewan dengan warga di masing-masing daerah pemilihan (dapil).
Namun
lantaran masih dalam masa tanggap darurat covid-19, reses digelar dengan penerapan protokol kesehatan, seperti
pembatasan jumlah warga yang diundang dan wajib bermasker bagi peserta reses.
Ketua
DPRD Kota Mojokerto Sunarto mengatakan, masa reses menjadi media bagi anggota
Dewan untuk menyerap aspirasi menerima pengaduan dan gagasan-gagasan yang
berkembang di masyarakat.
“Reses
murni untuk menjemput aspirasi masyarakat. Memberi solusi dan bukti. Jadi bukan
ajang berpolitik,” kata Itok, sapaan karib Sunarto, Selasa (14/7/2020).
Menurut
anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Mojokerto tersebut,
reses
merupakan komunikasi dua arah antara setiap anggota legislatif dengan
kontituennya. Setiap anggota Dewan turun secara langsung ke lapangan untuk menyerap aspirasi serta
mengkomunikasikan apa yang telah dilakukan, tindak lanjut reses sebelumnya
serta agenda strategis yang akan dilakukan ke depan.
“Keterlibatan
masyarakat dalam reses akan memberi hasil yang lebih aktual dan berbasis fakta
sehingga mudah untuk dikonfirmasi atau diklarifikasi ketika ada informasi yang
membutuhkan penjelasan teknis dari peserta reses,” kata Itok.
Reses,
sambung dia, juga menjadi instrumen yang baik untuk menjaring aspirasi dan
masukan dari konstituen, juga untuk mendengar secara langsung implementasi
berbagai kebijakan yang dibuat eksekutif.
“Aspirasi
masyarakat yang dihasilkan melalui reses ini yang nantinya menjadi pokok-pokok
pikiran dewan yang disampaikan dalam usulan program yang akan dibawa ke
Musrenbang tahun anggaran 2021. “Hasil reses ini merupakan kebutuhan nyata
masyarakat,” imbuhnya.
Menurut
Itok, tindak lanjut reses sebelumnya yang menjadi pokok-pokok pikiran Dewan dan
disampaikan dalam usulan program itu banyak dipertanyakan masyarakat. Seperti
usulan pembangunan infrastruktur dan renovasi prasarana lingkungan. Namun
karena anggarannya harus digeser dalam konteks refocusing menghadapi covid-19,
maka beberapa rencana kegiatan dari usulan program tertunda realisasinya.
“Penundaan
realisasi hasil pokir sebelumnya memang berdampak kepada masyarakat. Karena
pokir yang disampaikan dewan adalah salah satu urgensi pembangunan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Makanya dalam kesempatan inilah (reses) kita
luruskan, bahwa dalam kondisi saat ini (corona) usulan program bukannya
dihapus, tetapi realisasinya ditunda karena dana yang ada digeser dimasukkan
dalam anggaran tak terduga untuk penanganan covid-19. Digeser artinya bukan
dipakai, tapi untuk cadangan atau antisipasi menghadapi covid-19. Makanya kita
harapkan dalam P-APBD 2020 semua usulan program yang tertunda bisa
terealisasi,” paparnya.
Soal
penanganan covid-19 baik yang dilakukan Pemkot Mojokerto maupun Satgas Covid-19,
ujar Itok, paling mengemuka. Peserta reses proaktif mempertanyakan berbagai hal
kaitannya dengan penanganan covid-19, dari masalah jaring pengaman sosial
hingga penerapan tatanan normal baru dalam situasi pandemi covid-19.
“Kita
menekankan agar anggaran hasil refocusing sebesar Rp 149 miliar untuk
penanganan Covid-19 benar-benar tepat sasaran dan dijalankan secara transparan,”
tandasnya.
Sementara
soal main goal yang sebenarnya ingin
diperoleh anggota dewan, ternyata harus dilalui secara berliku-liku. Dari
penyampaian pendapat masyarakat yang ‘luwes’, sekedar celoteh, kelakar hingga
nada nyinyir berbau hujatan pun terlontar dari konstituen. Sikap kritis masyarakat
ternyata kian tajam. Tanpa bersyak
wasangka, Itok mengaku mengambil sisi positif selama penyerapan aspirasi berlangsung.
“Dewan
memang harus sigap terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Dan merupakan konsekwensi logis kalau masyarakat menghendaki kami mampu
menyalurkan aspirasi mereka,” imbuhnya.
Semua
aspirasi yang diserap nantikan akan disampaikan dalam agenda paripurna. “Aspirasi
para konstituen ini akan diperjuangkan untuk direalisasikan,” tukas Itok. (one/adv)
Social