Mojokerto-(satujurnal.com)
Tari Pasar Tanjung yang dibawakan para penari dari Sanggar Tari Megawati DPC PDI Perjuangan Kota Mojokerto berhasil memukau para pengunjung pentas Sanggar TarI Mojokerto bertajuk ‘New Normal’ yang berlangsung di atrium Sunrise Mall, jalan Benteng Pancasila Kota Mojokerto, Sabtu (8/8/2020) siang.
Meski merupakan pentas perdana sejak Sanggar Tari Megawati diresmikan pertengahan bulan Juli lalu, namun berhasil menyedot perhatian pengunjung mall terbesar di Kota Mojokerto tersebut.
“Tari Pasar Tanjung adalah tari yang menggambarkan kegiatan rutin ibu-ibu ataupun para remaja putri yang berjualan di pasar tradisional untuk mencari nafkah,” terang politisi partai besutan Megawati Sukarno Putri tersebut.
Dalam pentas, para penari Sanggar Tari Megawati mengenakan bawahan celana warna hitam dan atasan dan selendang warna merah, mengawali tariannya dengan menggambarkan pertemuan penjual dan pembeli berikut barang-barang dan pernik lain diiringi tetabuhan gamelan Jawa.“Karya kami Tari Pasar Tanjung menunjukkan bahwa pasar tradisional sebenarnya merupakan sumber kreasi seni. Dan Pasar Tanjung sebagai pasar tradisional terbesar di Kota Mojokerto mewariskan banyak seni dan budaya khas Kota Mojokerto. Jadi tinggal bagaimana kita mengeksplorasi pasar yang sejatinya bukan hanya ruang ekonomi, melainkan juga pusat kultural, ruang rekreasi dan kreasi,” ujarnya.
Ery Purwanti mengatakan, saat ini Sanggar Tari Megawati terus menggali bahan materi tari dari sumber lain untuk memperkuat seni tradisi Kota Mojokerto. “Kami akan terus gali materi tari dari sumber kearifan lokal. Dengan warisan budaya Mojopahit, tentunya banyak kreasi yang bisa kita gali,” tukasnya.
Lebih jauh Ery Purwanti mengatakan, Sanggar Tari Megawati yang berada satu area dengan kantor DPC PDI Perjuangan di jalan Tropodo, Meri terbuka untuk masyarakat luas yang ingin mengikuti pelatihan tari.
“Silahkan warga masyarakat yang ingin bergabung di Sanggar Tari Megawati. Latihan digelar setiap hari Minggu pagi, pukul 9.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Ada tiga kelas, kelas anak-anak, kelas melinial dan kelas Ibu-ibu. Semua kelas gratis,” ajak Sekretaris Komisi III DPRD Kota Mojokerto tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Mojokerto Ahmad Yustinus Ariyanto mengatakan, Sanggar Tari Megawati wujud dari upaya menjalankan amanat Konggres V PDI Perjuangan di Bali tahun lalu, yakni menempatkan kebudayaan sebagai esensi pokok nasionalisme yang berkepribadian Indonesia.
“Berdasarkan amanat kongres Bali, pilihan jalan kebudayaan dalam berpolitik menjadi bagian dari cara berpolitik PDI Perjuangan. Karena politik jalan kebudayaan adalah wajah Indonesia. Dan kami (DPC PDI Perjuangan Kota Mojokerto) menjalankan amanat itu, salah satu wujudnya adalah pengembangan seni tradisional melalui wadah Sanggar Tari Megawati,” papar Yustinus.
Kekayaan kesenian, ujarnya, terutama tari yang dimiliki Kota Mojokerto sudah semestinya memiliki ruang khusus agar semakin berkembang.
Yang membanggakan, katanya lebih lanjut, Sanggar Tari Megawati DPC PDI Perjuangan menjadi pelopor di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. (one)
Social