 |
| Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Agus Wahjudi Utomo |
Mojokerto-(satujurnal.com)
Kalangan DPRD Kota Mojokerto memberi atensi khusus terhadap Raperda Tentang Hari Jadi Kota Mojokerto yang disorong Eksekutif. Pasalnya, selama ini yang menjadi dasar penentuan tanggal 20 Juni sebagai kota yang berusia lebih dari satu abad ini sebatas Surat Keputusan Walikotamadya yang diterbitkan Tahun 1982. Diharapkan, Raperda itu akan menjadi latar belakang sejarah terciptanya Kota Mojokerto secara historis dan sosiologis kedaerahan dan kemasyarakatan serta dapat dijadikan sebagai salah satu sumber kearifan lokal.
“Dengan diperdakan, kedepan peringatan Hari Jadi Kota Mojokerto tidak hanya menjadi rutinitas yang bersifat ceremonial dan testimonial saja tetapi harus menjadi ruh sebagai pijakan dasar aktivitas masyarakat dalam tata kelola kehidupan sesuai dengan visi dan misi Kota Mojokerto,” kata Ketua Komisi III (kesra dan pendidikan) DPRD Kota Mojokerto, Agus Wahjudi Utomo, Kamis (22/10/2020).
Hari Jadi Kota Mojokerto , tandas Agus Wahjudi, tidak dimaknai sebagai seremonial saja, akan tetapi lebih kepada semangat untuk menghargai jasa-jasa dan meneruskan cita-cita para pahlawan dan pendahulu kita. “Agar Kota Mojokerto sebagai bagian dari NKRI dapat berkontribusi dalam pembangunan baik secara kedaerahan maupun nasional,” ujarnya.
Agus Wahjudi yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) tersebut lebih jauh mengatakan, dengan penetapan Perda Hari Jadi Kota Mojokerto nantinya, akan menjadi sarana dalam rangka menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan, kebanggaan daerah,mendorong semangat memiliki dan membangun daerah.
“Hari jadi Kota Mojokerto merupakan sarana untuk menunjukkan jati diri Kota Mojokerto yang memiliki keunggulan kualitatif, komparatif dan kompetitif yang dapat memacu pertumbuhan dan pengembangan pembangunan Kota Mojokerto.
Sedangkan dalam pemandangan umum (PU) FPG dalam rapat paripurna penyampaian PU atas 9 raperda, salah satunya Raperda Hari Jadi Kota Mojokerto, juru bicara fraksi ini berharap agar dengan adanya Penetapan Hari Jadi Kota Mojokerto bisa menjadi sarana mengangkat kembali sumber sejarah Kota Mojokerto untuk bisa di tampilkan dan di kembangkan menjadi kebanggaan Kota Mojokerto nantinya. “Hal tersebut bisa menjadikan pengembangan Potensi Pariwisata asli Kota mojokerto, yang nantinya tidak hanya warga Kota Mojokerto yang akan merayakan tapi juga para wisatawan baik domestik maupun wisatawan manca Negara juga ikut merayakan Hari Jadi Kota Mojokerto,” kata jubir FPG Riza Ibnu Yulianto.
Sebelumnya, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari dalam penyampaiannya atas raperda yang diusulkan pihaknya tersebut mengatakan bahwa hari jadi bagi daerah memiliki arti penting sebagai wujud eksistensinya dalam perjalanan kehidupan masyarakatnya. “Hari jadi tidak hanya sebagai sarana seremonial yang diperingati setiap tahun, akan tetapi merupakan sumber motivasi dan sekaligus kebanggaan masyarakat terhadap daerahnya,” katanya.
Menurut Walikota perempuan pertama di Kota Mojokerto yang karib disapa Ning Ita tersebut, penetapan Hari Jadi Kota Mojokerto menjadi sangat penting, karena Kota Mojokerto sebagai kesatuan wilayah telah ada dan menunjukkan eksistensinya dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. “Banyak momentum atau kejadian sejarah yang tercatat dan dapat dijadikan tonggak lahirnya kota mojokerto,” imbuhnya.
Dipaparkan, merujuk pada penelusuran sejarah, bahwa secara administrasi Kota Mojokerto dibentuk sebagai Stadgemeente dengan Keputusan Gubernur Jenderal J. Van Limburgstirum pada tanggal 20 Juni 1918 Staatblad Tahun 1918 Nomor 324. Selanjutnya diterbitkanlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat Ii Mojokerto Nomor Hk. 66 tahun 1982 yang menjadi dasar penentuan tanggal 20 juni sebagai hari lahir Kota Mojokerto. (one/adv)
Social