Ansor, Gusdurian dan Jamaah Gereja Paroki Kota Mojokerto Gelar Do’a Bersama untuk Korban Bom Makasar - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Ansor, Gusdurian dan Jamaah Gereja Paroki Kota Mojokerto Gelar Do’a Bersama untuk Korban Bom Makasar


Mojokerto-(satujurnal.com)

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Gusdurian Kota Mojokerto dan jamaah Gereja Paroki menggelar do’a bersama  atas tragedi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. 

Acara do’a bersama yang bertajuk “Persatuan dan Solidaritas Satu Negeri Satu Cinta” yang digelar di Balai Paroki Santo Yoseph Jalan Pemuda, Kota Mojokerto, Senin (29/3/2021), Ketua GP Ansor Kota Mojokerto Ahmad Saifulloh, koordinator Gusdurian Mojokerto, Imam Maliki, perwakilan Gereja Paroki, Maria Poeriani Soekowardani, perwakilan Banser Kota Mojokerto serta para simpatisan.

"Tragedi yang terjadi di Makasar merupakan hal buruk yang juga pernah terjadi di Kota Mojokerto beberapa tahun silam. Karena kita juga merasakan duka yang sama," cetus Ahmad Saifulloh.

Apa yang dirasakan teman-teman Katolik di Makasar, ujar Ahmad Saifullah, juga dirasakan teman-teman muslim di sini.

"Kami juga merasa terluka atas kekerasan pemboman di Katedral di Makasar,” ucapnya.

Jangan sampai, sambung Gus Ipung, sapaan karib Ahmad Saifulloh, musibah ini menjadi pemecah belah bangsa, tetapi harus menjadi pemersatu bangsa.

Menurut ia, aksi kekerasan dalam tragedi Gereja Katedral layak dikecam keras. 

"Kita harus mengakui pelakunya bergama Islam. Namun, kita harus memilah yang kita kecam adalah kekerasannya, bukan agamanya. Karena banyak orang-orang Islam yang tidak setuju dengan itu," terangnya.

Dengan begitu, lanjut Gus Ipung, kerukunan antar-umat beragama di Indonesia akan terus terjaga.

"Ini ujian bagi kita semua untuk bersikap objektif. Jangan sampai Islam secara umum dibentur-benturkan, disalahpahami agama yang lain. Kalau itu terjadi, kita akan mengalami defisit kebhinekaan," pungkasnya.

Maria Poeriani Soekowardani menyatakan, pihaknya mengecam aksi bom bunuh diri yang terjadi di Makasar karena itu sudah merusak hubungan harmonis lintas agama. 

"Pertemuan malam hari menjadi bukti hidupnya rasa persaudaraan antar umat beragama. Kami mendapatkan support secara moral. Tentunya kami ingin persatuan kita tidak akan ternodai oleh tindakan apapun termasuk terorisme. Mari kita lawan tindakan terorisme itu, dengan menyebarkan cinta dan kasih sayang ke agama apapun,” lontarnya. (ank)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional