Gelar Seni Peringati Hari Dongeng Internasional, Ning Ita : DKD Langsung Tancap Gas - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Gelar Seni Peringati Hari Dongeng Internasional, Ning Ita : DKD Langsung Tancap Gas


Mojokerto-(satujurnal.com)

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memberi apresiasi kinerja Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto yang bekerja cepat menggelar acara Hari Dongeng Internasional 2021.

Apresiasi orang nomor wahid di Kota Mojokerto tersebut tercetus saat menyampaikan kata sambutan dalam helatan seni budaya yang digelar di Rumah Rakyat, jalan Hayamwuruk tersebut, Jum’at (19/3/2021).

“Ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran DKD Kota Mojokerto , meskipun belum satu bulan yang lalu saya kukuhkan sudah bergerak begitu cepat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kebudayaan di kota ini. Model kinerja yang begini ini, langsung tancap gas presneleng empat, cocok sekali dengan saya,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Ning Ita, sapaan karib Ita Puspitasari, juga menyerahkan foto diri dan plakat berbentuk Mahkota Ratu Tribuana Tungga Dewi kepada keluarga pegiat budaya legendaris yang pernah membawa nama harum Mojokerto, yakni ST Iesmaniasita, sastrawan Jawa dan Trio Frony alias Ony, penulis cerita rakyat.

Wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto yang membawa tagline ‘Spirit of Mojopahit’ untuk pembangunan daerah yang dipimpinnya inipun berharap agar stake holder kebudayaan, dari lembaga pendidikan, pegiat seni budaya dan komunitas-komunitas budaya bersinergi memajukan kebudayaan di Kota Mojokerto. 

“Pelaku seni budaya, komunitas-komunitas kebudayaan mari bergerak bersinergi berkolaburasi bersama-sama untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan kita bersama yaitu memajukan kebudayaan di Kota Mojokerto,” ajaknya. 

Peringatan Hari Dongeng Internasional, ujar Ning Ita, merupakan sebuah event yang sangat tepat dan menjadi refleksi bagi kita bersama. 

“Apakah anak-anak kita, generasi Z atau igeneration, masih mengalami seperti masa kecil kita dulu yang menjelang tidur, ibu kita, orang tua kita, kadang nenek kita menceritakan kisah-kisah yang membawa nilai moral kepada kita. Cerita atau dongeng tidak lagi dibudayakan di era ini. Tapi itu seolah-olah menjadi budaya dimasa kecil kita,” katanya. 

Ning Ita juga memberikan apresiasi kepada Nandini Aulia Arifanny siswi SMPN 1 di Kota Mojokerto, juara lomba bercerita tingkat nasional yang menunjukkan talentanya dengan membawakan cerita rakyat berjudul ‘Utak-utak Ugel’.

Selain Nandini, empat pendongeng juga terlibat dalam gelar seni Hari Anak Internasional tersebut , yakni Aurelya Nabila Zahiyah yang membawakan epos Ramayana, Si Kancil oleh Eko Bahtiar Rohman dan Perjalanan si Nando oleh Lizmitrul Barara.

“Saya sangat apresiasi, Kota Mojokerto memiliki sumber daya manusia yang luar biasa, seperti ananda Nandini Aulia Arifanny. Itu bisa menjadi satu contoh, menjadi motivator bagi anak-anak yang lainnya bahwa potensi yang kita miliki kita gali dalam bidang apa pun tidak harus sesuatu yang sifatnya akademis saja,” katanya. 

“Semoga dengan peringatan ini kegiatan mendongeng di Kota Mojokerto, kegiatan literasi bisa kita budayakan dan menjadi kebiasaan bagi anak-anak generasi milenial,” kata Ning Ita usia mendongengkan cerita ‘Asal-Usul Majapahit’ dihadapan puluhan siswa.

Sebelumnya, Ketua DKD Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo menyampaikan, peringatan Hari Dongeng Internasional 2021 merupakan kegiatan pertama dari sejumlah program kerja DKD Kota Mojokerto tahun ini. 

“Kegiatan ini merupakan hasil keputusan rapat pengurus DKD pada tanggal 5 Maret 2021,” katanya. 

“Kegiatan ini (peringatan Hari Dongeng Internasional) adalah untuk melestarikan cerita-cerita tradisional nenek moyang kita serta menumbuhkembangkan budaya mendongeng di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga,” terangnya. 

Tujuan yang pertama, ujar Gaguk, adalah untuk meningkatkan daya imajinasi dan kosa kata, khususnya pada anak-anak. Yang kedua, meningkatkan semangat membaca dan bercerita bagi anak-anak. “Dan yang ketiga untuk menanam pekerti luhur dan karakter yang baik kepada anak-anak,” paparnya. 

Dongeng, katanya lebih lanjut, menjadi bagian dari warisan nenek moyang kita. “Dengan berdongeng kita mengetahui apa saja cerita yang pernah ada. Jangan sampai warisan cerita tradisional yang telah dibangun oleh nenek moyang kita terkubur dalam bumi,” ujarnya. 

“Gelar Seni Hari Dongeng Internasional ini juga diikuti sejumlah siswa di beberapa sekolah secara livestreaming melalui chanel youtube Gema Media,” imbuhnya. (one)




Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional