Yakin Mau Overthinking? - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Yakin Mau Overthinking?


By Angelita Delvia Prameswari -
Universitas Muhammadiyah Malang


Kehidupan manusia adalah dunia dengan wahana penuh permainan. Terkadang kita tidak sadar telah menjelajah samudera rasa yang tak ada hentinya. Hari ini kita dihadapkan oleh canda , namun esoknya kita dihapkan dengan tangis penderitaan. Siapa mau berekspektasi pada kenyataan kalau tidak tahu arah dan tujuan? , kita tertawa riang di saat sang fajar masih terlihat dan menangis tersedu-sedu saat purnama yang menggantikan. Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yaang sangat istimewa , dibekali akal untuk berpikir dan tidak akan pernah berhenti untuk tidak berpikir melalui ciptaan Tuhan yaitu otak. Berpikir itu wajar , berpikir itu normal namun ketika kita menempatkan posisi dalam medan pemikiran yang berlebih itulah muara kesengsaraan yang bisa banyak merugikan diri kita dan bernama “Overthinking”. 

Overthinking adalah suatu istilah mengenai gangguan psikologis dimana seseorang memiliki perilaku yang terlalu memikirkan segala sesuatu secara berlebihan. Perilaku seperti ini tidak dapat disepelekan karena bisa menjadi gangguan kecemasan yang berakibat fatal atau berdampak pada kesehatan mental dan psikis individu. Overthinking ini bisa jadi disebabkan oleh riwayat gangguan yang sama dalam keluarga , trauma dan faktor genetik yang mempengaruhi perkembangan otak seseorang (Theodorus Alkino R.S, 2021) . Penyebab dari struktur bagian otak bisa karena kerusakan atau kelainan pada cortex cerebri (berfungsi untuk berpikir , berhitung , memori dan bahasa ) dan sistem limbik (berfungsi pengendali emosi dan memori emosional) (L.Solso, 2007) . Penyebab atau Faktor yang mempengaruhi , antara lain : 

Kegagalan Katastropik : asumsi negatif dari individu sebelum bertindak seperti takut gagal , merasa tidak mampu saat hendak berbuat atau mengalami hal yang buruk

Kesempurnaan : menuntut dirinya agar selalu sempurna daripada orang lain

Kurangnya Dukungan Sosial : pernah dikecewakan oleh pengalaman masa sehingga tidak ada kepercayaan yang diberikan oleh sekitarnya (Rodman, 1991)

Gajala-gejala dan gangguan overthinking yang timbul bisa berdampak bahaya bagi diri sendiri , di antaranya : 

1. Mengganggu Imunitas Tubuh 

Overthinking atau berpikir berlebihan akan menurunkan sistem imun atau kekebalan pada tubuh , hal ini dikarenakan ada bentuk kecemasan yang timbul dan berpengaruh pada kondisi salah satu hormon yaitu kortisol yang berfungsi mencegah zat yang akan dilepaskan tubuh yang bisa menyebabkan peradangan dan menjadikan sistem kekebalan tubuh tidak bisa melawan virus dari luar. 

2. Gangguan Mental atau memperparah gejalanya

Jika terus-menerus berdiam pada keadaan overthinking bisa menyebabkan Menderita atau mengalami gangguan kecemasan , serangan panik dan depresi . Pada orang yang sudah memiliki penyakit mental akan semakin beresiko karena bisa memperparah gejala dan mempersulit pengobatannya. 

3. Mengganggu Sistem Kardiovaskular 

Karena overthinking juga bisa mengalami stres , hal ini dapat mengganggu respon sitem kardiovaskular yang menyebabkan risiko terserang penyakit jantung. Respon ini dikarenakan detak jantung yang lebih cepat dan diiringi alirah darah meningkat yang membawa nutrisi dan oksigen pada otot. Hal ini menyebabkan  percepatan pembuluh darah jadi menyempit dan orang yang merasakan hal ini akan mengalami kenaikan suhu tubuh dengan respon berupa keringat dingin. 

4. Memicu Perilaku Kompulsif 

Bisa berakibat dengan kecanduan alkohol atau menggukanan obat-obatan terlaarang yang dipikir bisa mengatasi overthinking .

5. Mengganggu Pola Pernapasan 

Karena ada keterkaitan dengan respon sistem kardiovaskular , seseorang mengalami pernafasan pendek secara cepat ( hiperventilasi ). Gangguan ini bisa menyebabkan kerja cepat oleh paru-paru untuk memompa lebih banyak oksigen dan mengangkut ke seluruh tubuh secara cepat. Hal ini menimbulkan gejala seperti pusing dan merasa lemah / lelah.

6. Menganggu Proses Pencernaan 

Dikarenakan seseorang menghabiskan waktu untuk berpikir , mereka terkadang kehilangan nafsu untuk makan dan reaksi yang ditimbulkan karena gangguan stress atau depresi yang dirasakan penderita.

Menurut pandangan Islam apabila seseorang memikirkan apa yang belum tentu terjadi bisa saja jatuh pada suudzon ,  dimana perilaku suudzon adalah perbuatan tercela yang berarti ragu atau tidak yakin pada Allah . Hal ini terjadi karena seseorang terlalu memikirkan , membayangkan sesuatu menurut pandangan mereka sendiri dan tanpa sadar bahwa mereka memiliki Allah SWT yang hanya mengetahui segalanya. Seseorang yang bisa suudzon adalah mereka yang mudah merasakan iri hati dan dengki . Oleh karena itu Allah telah berfirman dalam QS Al-Fussilat ayat 23 : 

 

Setelah mengetahui gejala hingga dampak overthinking dan pandangan menurut islam ,  apakah membuat kalian masih ingin terus menerus terjebak didalamnya? . Yuk mengubah sikap overthinking! , cara mengatasi overthinking adalah dengan menjadikan diri kita untuk lebih bisa berpikir positif dengan sadar saat memikirkan sesuatu , mencari solusi saat terjadi permasalahan , melakukan refleksi , menekankan self-love (mencintai diri sendiri) , apresiasi diri sendiri dan mengalihkan kecemasan dalam hal lain / menyibukkan diri yang membuat kita merasa nyaman dan tenang  (berolahraga , melakukan hobi , menulis atau bercerita pada orang lain). Mari kita perbaiki diri menuju perubahan dengan mengakhiri hal-hal yang tidak bermanfaat seperti firman Allah SWT :

 

Dan mari kita menjaga diri  menjadi pribadi yang sehat karena sesungguhnya islam mengajarkan hidup sehat dan memerintahkan untuk menjaga kesehatan. Seorang muslim yang sehat akan mampu beribadah kepada Allah SWT secara maksimal , karena memang tujuan manusia hidup hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Allah SWT berfirman :






Referensi :

Janeck, A.S. , Cumi, J.E. , Riemann, B.C. , Heffelfinnger, S.K. (2003). Gangguan Kognitif. Terlalu Banyak Berpikir Tentang Berpikir? doi:10.1016/s0887-6185(02)00198-6.

Rodman & Adler. (1991). Psychological Testing Sixth Edition. New York: Memmilan Publishing Company. Diambil kembali dari http://etheses.uin-malang.ac.id/785/6/10410189%20Bab%202.pdf

Sebo, T.A.R. , Gratia , D.J., Megarina,Y. ,Lopuhaa , F.A. & Lara. (2021). Pandangan Masyarakat Terhadap Overthinking dan Relasinya dengan Teori Rational Emotive Brief Therapy. PsyArXiv Preprints. doi:https://doi.org/10.31234/osf.io/s8xpk

Solso, R. (2007). Psikologi Kognitif edisi 8. Jakarta: Erlangga.





Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional