Mojokerto-(satujurnal.com)
DPRD Kota Mojokerto mengapresiasi keberhasilan Kota Mojokerto turun dari pemberlakuan PPKM level 4 ke level 3 dalam menekan laju penyebaran Covid-19 di Kota Mojokerto.
Apreasiasi ini disampaikan Moejadi, anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto menyusul assesmen Kemenkes terkait level PPKM serta Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, Dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 Di Wilayah Jawa Dan Bali.
“Kinerja eksekutif patut diapresiasi karena telah mampu menurunkan status PPKM Kota Mojokerto yang semula berada di level 4, turun menjadi level 3. Bahkan herd immunity atau kekebalan komunal dan vaksinasi terbaik di Jawa Timur,” kata Moeljadi. Senin (20/9/2021).
Keberhasilan eksekutif, disebut politisi senior PAN tersebut tak lepas dari peran legislatif yang mendukung dari segi anggaran.
“Keberhasilan ini merupakan kerjasama antara eksekutif dan legislatif. Eksekutif sebagai pelaksana dan legislatif mendukung dengan anggaran yang cukup”, tandasnya.
Ketua DPD PAN Kota Mojokerto ini berkeyakinan PPKM di Kota Mojokerto akan terus turun level. Sebab, vaksinasi di kota Mojokerto telah lebih dari 100% sehingga telah terbentuk herd immunity. Apalagi dengan turunnya Inmendagri 42/2021 yang memperhitungkan vaksinasi dalam menentukan level PPKM.
“Kalau sebelumnya kan hanya enam indikator dalam menentukan level PPKM. Tapi dengan turunnya Inmendagri nomor 42/2021, vaksinasi juga diperhitungkan”, imbuhnya.
Ia berpesan, kota Mojokerto yang sudah level 2 jangan dijadikan euforia sehingga melupakan prokes. Sebab, bisa jadi dari level 3 naik lagi ke level 4.
“Sangat memungkinkan levelnya naik lagi kalau masyarakatnya kemudian abai dan tidak taat terhadap protokol kesehatan. Jadi, kunci agar bertahan di level yang rendah dan bahkan turun lagi ke level yang terendah adalah pada ketaatan masyarakat”, ingatnya.
Ditandaskan Moeljadi, peringatan kewaspadaan ini tidak hanya kepada masyarakat Kota Mojokerto tapi penekanannya bagi seluruh masyarakat yang ada di kota Mojokerto, baik yang berdomisili di Kota Mojokerto maupun yang beraktivitas di kota Mojokerto.
“Kalau masyarakat kota Mojokerto sudah terbentuk herd immunity. Kalau masyarakat dari luar kota, herd immunity-nya belum terbentuk sehingga bisa berpotensi terpapar kemudian menyebarkan kembali. Dan asesmennya meningkat sehingga levelnya juga bisa berdampak meningkat pula”, pungkasnya. (one/adv)
Social