Libatkan 700 Penampil, Begini Keseruan Kirab Budaya Mojo Bangkit - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Libatkan 700 Penampil, Begini Keseruan Kirab Budaya Mojo Bangkit


Mojokerto-(satujurnal.com)

Event budaya dan pariwisata Kota Mojokerto bertajuk Kirab Budaya Mojo Bangkit dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi Kota Mojokerto ke-104 menjadi magnet kuat yang menjadi perhatian sekaligus ribuan orang.


Apalagi kirab yang melibatkan Wali Kota dan tidak kurang dari 700 orang penampil dengan start di lapangan Raden Wijaya, jalan raya Surodinawan dan finish di Rumah Rakyat menggambarkan periodisasi pemerintahan di wilayah yang menjadi titik central kerajaan Majapahit. Dari era Majapahitan, Kadipaten Japan hingga era penjajahan dan perjuangan kemerdekaan.

Penggambaran era Majapahitan sangat kental dalam kirab budaya kali ini. Sebab dalam pembangunan di Kota Mojokerto sendiri, saat ini merujuk pada "Spirit of Mojopahit".

Era ini ditunjukkan dengan barisan kereta kencana Tribuana Tungga Dewi dan Dyah Kertawardhana yang dinaiki oleh Wali kota dan sang suami. Diikuti kereta kencana Dyah Wiyata dan Dyah Kudamerta, kereta kencana Putra-putri Keraton, hingga pemuka Agama, Kasiwahan (Hindu), Kasogatan (Bante-Budha), serta prajurit tombak dan pedang yang akan berjalan sepanjang rute yang ditentukan.

Berikutnya memasuki era Kadipaten Japan yang merupakan cikal bakal terbentuknya Mojokerto. Pada barisan era ini diawali dengan sejumlah warga yang memerankan cucuk lampah / manggolo yudo.

Kemudian terdapat Panji Kadipaten Japan dan Gringsing dan umbul-umbul “Gulo Klopo“, yang dilanjutkan dengan barisan kereta kuda Adipati Japan dan istri serta putri-putri Kadipaten Japan. Era ini kemudian ditutup dengan barisan prajurit tombak dan prajurit pedang Kadipaten Japan.

Beralih pada era penjajahan dan perjuangan perjuangan kemerdekaan, kirab menampilkan barisan tentara Belanda dengan kendaraan mobil wilis khas era kolonial. Kemudian diikuti puluhan pelajar dari SDN Purwotengah yang mengenakan kostum ala Soekarno cilik saat menimba ilmu di Sekolah Ongko Loro.

Selanjutnya terdapat kirab barisan tentara PETA sebagai salah satu penanda yang menggambarkan masa pendudukan Jepang. Kemudian disusul barisan peserta kirab membawa sejumlah foto pahlawan nasional asal Mojokerto, antara lain K.H. Nawawi, K.H. Achiyat Chalimy, R.A. Basuni, Residen Pamuji, Letkol Wiyono, Kol. Bambang Y., serta RP. Soeroso.

Selain penggambaran Kota Mojokerto dari masa ke masa, kirab juga dimeriahkan dengan penampilan seni-budaya lainnya, baik tarian-tarian tradisional, pertunjukan barongsai, bantengan, dan reog Ponorogo, serta iringan musik karawitan. 

Wali kota Ika Puspitasari mengatakan, Kirab Budaya Mojo Bangkit yang digelar Pemkot Mojokerto dalam rangka Hari Jadi Kota ke-104 ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, namun juga sarat akan literasi sejarah Mojopahit.

"Semoga melalui Kirab Budaya Mojo Bangkit seluruh masyarakat Kota Mojokerto merasa terhibur sekaligus bisa mendapatkan pembelajaran terkait sejarah leluhur kita Mojopahit," ujarnya saat membuka kirab budaya.

Lebih lanjut melalui event tahunan ini, wali kota yang akrab disapa Ning Ita tersebut ingin memulihkan kembali kejayaan Mojopahit di Kota Mojokerto.

"Semoga Allah memudahkan seluruh ikhtiar kita untuk memulihkan kembali kejayaan Mojopahit, Bumi Mojopahit di Kota Mojokerto yang kita cintai," harapnya. (ank)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional