Gala Dinner di Rumah Rakyat Tutup Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Gala Dinner di Rumah Rakyat Tutup Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022


Mojokerto-(satujurnal.com)

Kota Mojokerto dipercaya menjadi tuan rumah penutupan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022. Acara nasional yang diinisiasi Kemendikbudristek ini digelar di Rumah Rakyat, jalan Hayamwuruk Kota Mojokerto, Sabtu (2/7/2022) malam. 


Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Aspotmar Pangkoarmada II Kolonel Laut Albertus Agung, Staf Ahli Mendikbudristek Profesor Muhammad Adlin Sila, Sekretaris Dirjen Kebudayaan Fitra Arta bersama jajaran deputi Kemendikbudristek, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, Dwi Ratna Nurhajarini, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Zakaria Kasimin, Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto serta unsur Forkompimda dan sejumlah pejabat teras Pemkot Mojokerto tampak hadir dalam acara yang dikemas dalam format gala dinner tersebut. 


“Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat langsung, khususnya Kemendikbudristek, Kepala BPCP Jatim yang menjadikan Kota Mojokerto sebagai bagian dari agenda rutin tahunan program jalur rempah. Dan ini kalau tahun depan digelar lagi muhibah jalur rempah kami siap dengan tangan terbuka untuk menyambut seluruh Laskar Rempah di Kota Mojokerto,” ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengawali sambutannya.

Laskar Rempah sebutan untuk 147 pemuda-pemudi terpilih yang mewakili 34 provinsi di Indonesia dalam pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang selama 31 hari mengarungi jalur rempah Nusantara di 6 titik yakni Surabaya, Makassar, Bau-Bau, Ternate, Banda Neira, Kupang dan Surabaya menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci.

Laskar Rempah terbagi menjadi 4 batch, yakni batch Lada, batch Cengkeh, batch Pala dan batch Cendana. Laskar Rempah yang hadir dalam gala dinner tersebut adalah 35 anggota Laskar Rempah batch Cendana yang berlayar dari Kupang menuju Surabaya. 

Ning Ita, sapaan karib walikota perempuan pertama di Kota Mojokerto tersebut menandaskan, antusiasme masyarakat Kota Mojokerto menjadi bagian dari muhibah jalur rempah bukan tanpa sebab. Ada benang merah sejarah perjalanan rempah Nusantara yang tidak bisa dilepaskan dari peran Mojopahit kala itu. 

“Dalam visi Indonesia sebagai poros maritim dunia dan berdasarkan literasi sejarah, ada salah satu dermaga masa itu yang ada di Mojokerto. Dan ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari jalur rempah yang juga terhubung dengan berbagai budaya,” terangnya.  

Ning Ita juga mengulas potensi rempah Kota Mojokerto yang menjadi potensi UMKM yang kini terus dikembangkan. Yakni pohon Talas yang merupakan tanaman endemi. Talas tidak saja diolah menjadi makanan minuman, namun juga jadi salah satu motif batik  khas Kota Mojokerto.

Dalam pandangan orang nomor satu di Kota Mojokerto ini, berbicara muhibah jalur rempah tidak hanya terkait rempah saja, namun juga akulturasi budaya yang hingga kini jejaknya masih ada. Diantaranya Klenteng Hok Sian Kiong yang didirikan abad 19 seiring ramainya perdagangan rempah. Setiap kali ada festival budaya Kota Mojokerto diawali berangkatnya dari klenteng tua tersebut. 

“Artinya akulturasi budaya terjadi di Kota ini dimasa jalur rempah sedang terjadi. Inilah yang menguatkan keragaman sekaligus harmonisasi antar pemeluk agama di Kota Mojokerto sehingga mengantarkan Kota Mojokerto sebagai salah satu kota di Jawa Timur yang mendapatkan penghargaan Harmoni Award dari Kementerian Agama,” cetusnya. 

Ning Ita pun berharap langkah pihaknya mewujudkan Kota Mojokerto sebagai salah satu kota wisata yang berbasis sejarah dan budaya bisa mendukung potensi pariwisata Propinsi Jawa Timur.

“Dan juga penetapan Kota Mojokerto sebagai salah satu lokasi prioritas untuk wisata bahari Mojopahit juga bisa menjadi pendukung KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) Mojopahit yang ada di Trowulan,” tukasnya. 

Sementara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang menutup secara resmi Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 mengapreasi Pemkot Mojokerto yang menjadi tuan rumah penutupan napak tilas jalur rempah yang disebutnya sebagai jalur legendaris yang bahkan mendahului jalur sutra. 

“Kota Mojokerto boleh kecil secara geografis tapi besar dalam resonansi budaya. Ini adalah moment yang luar biasa, insya Allah menjadi moment yang bersejarah di dalam ikhtiar bangsa kita untuk memperjuangkan jalur rempah sebagai intangable cultural heritage,” ujar Emil.

Ia menegaskan pula agar nilai-nilai kebaharian dibudayakan. “Kita ingin menjadi poros maritim dunia. Untuk menjadi poros maritim dunia kita harus mencetak generasi yang berorientasi poros maritim,” katanya.  

Seremonial penutupan wisata budaya jalur rempah ii juga diwarnai testimoni salah seorang anggota Laskar Rempah, juga penyerahan ‘kotak perjalanan’ berisi catatan harian masing-masing anggota laskar yang diterima Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan. 

Sedangkan Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Muhammad Adlin Sila menyampaikan Kegiatan Muhibah Jalur Rempah tahun depan dilanjutkan untuk wilayah Indonesia Barat. 

“Pemerintah sedang berupaya mengajukan jalur rempah sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO di tahun 2024 mendatang,” katanya. (one/adv)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional