Menko PMK Tinjau Cagar Budaya Galeri Soekarno di Kota Mojokerto - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Menko PMK Tinjau Cagar Budaya Galeri Soekarno di Kota Mojokerto


Mojokerto-(satujurnal.com)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Profesor Dr Muhadjir Effendy MAP meninjau Gelari Soekarno di jalan Taman Siswa, Kota Mojokerto, Selasa (20/6/2023).


Muhadjir yang sebelumnya membuka secara resmi ‘Pesta Rakyat’ HUT Kota Mojokerto ke-105 di Alun-alun Wiraraja, bersama Direktur Perlindungan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Irini Dewi Wanti, S.S, M.SP, melihat bangunan SDN Purwotengah. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekolah itu menjadi tempat Soekarno menempuh pendidikan dasar di Sekolah Rakyat ‘Ongko Loro’ di tahun 1909.

Tepat di gerbang masuk lingkungan sekolah yang kini berdiri Galeri Soekarno itu terdapat patung perunggu Soekarno kecil yang berdiri lurus dengan gerbang masuk lingkungan sekolah yang sudah ditetapkan pemerintah setempat sebagai cagar budaya itu. Patung itu dicat dengan dominasi warna sawo matang. Soekarno memakai blangkon dan mengapit buku di tangan kirinya. 


Kedatangan mantan Menteri Pendidikan itu disambut puluhan ‘Soekarno kecil’ yang mengenakan pakaian tradisional Jawa, seperti pakaian yang biasa dipakai Koesno, nama kecil Soekarno.

Menko PMK Muhadjir menilik salah satu blok bangunan sekolah. Tampak sebuah ruang kelas yang tidak digunakan sebagai tempat belajar. Di kelas itu tertempel foto-foto Soekarno, bangku belajar, dan papan tulis berusia tua.

“Di ruang inilah Soekarno mulai mengenyam pendidikan dasarnya,” terang Wali Kota Ika Puspitasari. 

Bangunan, bangku hingga papan tulis masih otentik sejak zaman Soekarno belajar di sekolah itu. 

“Di tahun 1911, masuk ELS kelas 4. Jadi pendidikan Soekarno 1909-1911 di Inlandsche School di tahun 1911-1915 itu di Europesche Lagere School (ELS) yang saat ini menjadi sekolah SMPN 2 Kota Mojokerto. Pada tahun 1916 itu sudah di HBS Surabaya,” terang Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Dalam kesempatan ini, Ning Ita, sapaan wali kota, memaparkan detail engineering design (DED) Galeri Soekarno, dari desain teknis bangunan, spesifikasi teknis, spesifikasi umum hingga volume.

Galeri Soekarno, ujar Ning Ita, dibangun dengan arsitektur bergaya Mojopahit yang kental dengan batu bata yang disusun membentuk gapura. “Bentuk bangunannya sesuai dengan pemikiran Soekarno yang terbuka,” katanya. 

“Pembangunan Galeri Soekarno seperti termuat dalam DED merupakan upaya kami untuk melestarikan sejarah keberadaan Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno,” imbuhnya.

Menurut Ning Ita, muatan DED salah satunya berdasarkan rekomendasi dari BPCB Jawa Timur. Dimana untuk merevitalisasi atau restorasi fisik bangunan dengan memperhatikan beberapa kaidah pelestarian cagar budaya, yakni bagaimana mempertahankan secara arsitektural bentuk maupun komponen-komponen asli yang berada pada bangunan itu. Seperti penggunaan lantai, warga maupun penutup atapnya berbahan seperti sediakala atau aslinya. Papan tulisnya sudah ada sejak tahun 1907, dibuktikan dengan tahun pembuatan yang berada di belakangnya, demikian juga aulanya.

“Galeri Soekarno menampilkan secara visual perjalanan Soekarno semasa di Kota Mojokerto,” terangnya.

Muhadjir menyatakan sangat mengapresiasi langkah Ning Ita menginisiasi dan merestorasi bangunan yang pernah menjadi tempat Soekarno mengenyam pendidikan dasar itu. Terlebih, ada konten digital di galeri yang sudah diangkat sebagai cagar budaya itu. 

“Ini luar biasa. Banyak nilai-nilai yang bisa dipetik dari Galeri Soekarno disini yang bisa ditularkan pada anak-anak kita,” tukasnya. 

“Galeri Soekarno ini menjadi ‘tugu peringatan’ bahwa di Kota Mojokerto inilah dulu Founding Father, Sang Proklamator mengawali pendidikan dasarnya,” ujar Muhadjir. (one/adv)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional