Buka Kegiatan Audit Kasus Stunting II, Ning Ita : Pelaporan Data Kunci Penting Penurunan Stunting - SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Buka Kegiatan Audit Kasus Stunting II, Ning Ita : Pelaporan Data Kunci Penting Penurunan Stunting



Mojokerto-(satujurnal.com)

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menekankan pentingnya manajemen data dalam penanganan kasus stunting. Melalui manajemen data yang akan dijadikan sebagai basis data dan data penyasaran intervensi percepatan penurunan stunting, maka target Kota Mojokerto Zero New Stunting dapat diwujudkan. 


“Saya berharap acara ini dapat memperkuat pengelolaan dan penggunaan data untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan, sehingga pada akhirnya target Kota Mojokerto Zero New Stunting dapat diwujudkan,” kata Wali Kota Ika Puspitasari saat memberi sambutan dalam kegiatan audit kasus stunting II  di Ruang Sabha Mandala Madya Balai Kota Mojokerto, Kamis (16/11/2023).

Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto yang akrab disapa Ning Ita ini menegaskan, jika program penurunan stunting tanpa didukung data yang valid dari semua sektor, maka tidak akan bisa melangkah dalam sisi perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dari program itu sendiri.


“Sebagus apapun kita mempunyai invoasi di daerah, jika tidak dilaporkan maka tidak akan diakui punya inovasi oleh pemerintah. Jadi kuncinya ada di laporan,” ucapnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, Kepala UPT Puskesmas serta Camat dan Lurah se Kota Mojokerto, Ning Ita mempertegas, data yang valid, terkini, akan memperkuat pengelolaan dan penggunaan data dalam pengambilan keputusan, verifikasi dan validasi (verval) data berisiko stunting serta rekonsiliasi data kasus stunting dan keluarga risiko stunting.

“Agar semua data dan kinerja yang telah dilakukan untuk dilaporkan kepada pemerintah pusat,’ katanya. 

Pelaporan ke pemerintah pusat, katanya lebih lanjut, sebagai bentuk koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting seperti diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. 

“Kalau masalah kegiatan sudah bagus tidak perlu saya evaluasi, dan anggaran juga besar bisa dialokasikan sampai di sub kegiatan. Untuk itu pelaporan juga harusnya linier  denga napa yang sudah di ikhtiarkan. Oleh karena itu, betapa pentingnya data pelaporan yang menjadi pengakuan oleh Pemerintah pusat terhadap kinerja kita,” ujarnya.  

Pemerintah Kota Mojokerto, katanya lebih lanjut, akan mewujudkan Kota Mojokerto New Zero Stunting melalui inovasi-inovasi penurunan stunting. 

Ia pun berharap berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka mewujudkan Kota Mojokerto zero new stunting akan membawa hasil yang signifikan. 

“Semoga ikhtiar yang kita upayakan bersama-sama secara konsisten ini menjadikan Kota Mojokerto sebagai Kota Zero New Stunting dan menurunkan angka stunting secara signifikan senantiasa diberi kemudahan dan kesuksesan,” ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB)  Kota Mojokerto, dr. Farida Mariana, M.Kes mengatakan, audit Kasus stunting merupakan upaya penguatan deteksi dini dan intervensi spesifik dan sensitive yang tepat bagi kelompok sasaran berisiko stunting.

“Audit stunting merupakan upaya identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya, khususnya sebagai penapisan kasus-kasus yang sulit termasuk mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas dan baduta/balita” katanya. 

Sementara untuk menekan penurunan stunting di Kota Mojokerto, kata Farida, diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Menuju Kota Mojokerto Zero New Stunting tentu kita tidak dapat berjalan sendiri, ini akan terus kita upayakan dengan bersinergi dan berkolaborasi,” jelas Farida. 

Dilaporkan, menurut SSGI angka stunting di Kota Mojokerto tahun 2022 mencapai 8,4 persen, namun pada data EPPGBM angka stunting Kota Mojokerto di angka 3,12 persen. Sementara, untuk prevalensi stunting di Kota Mojokerto per September 2023 berada di angka 2,26 persen. Yang artinya ada 130 balita pada posisi stunting. 

“Sebabnya bermacam-macam, yakni karena pola makan yang belum memenuhi gizi balita, pola asuh, sosial ekonomi yang kurang, dan penyakit penyerta,”  terangnya. 

Ia berharap, semua pihak yang berkaitan dengan program percepatan penurunan stunting selalu aktif melakukan analisis intervensi spesifik dan sensitif agar semua kasus stunting mendapat solusinya. (one/adv)


Artikel terkait lainnya

Baca juga artikel ini

Copyright © SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional